Gonzalo Tertipu Rp4,9 Miliar Demi Jadi Polisi, Hakim Bertanya ke Saksi Polisi: Apakah Penerimaan Akpol Harus Bayar?

  • Bagikan
Dua polisi yang hadir di persidangan.

"Saya disampaikan yang urus di sana orang Mabes," ujar Andi Ainul.

Ketika hakim menanyakan apakah penerimaan Akpol harus menggunakan uang, kedua saksi tersebut terdiam.

Saksi ketiga, Ali Munawar, mengaku hanya memperkenalkan Subhan ke rekannya, Purnomo, yang mengklaim bisa membantu meluluskan calon taruna Akpol.

Ali Munawar menyebut dirinya tidak mengetahui soal uang senilai Rp1 miliar yang diminta Subhan, dan hanya mengetahui uang yang diminta adalah sekitar Rp850 juta.

Ali juga menyatakan bahwa dirinya mengenal Subhan sebagai junior di kepolisian dan hanya berniat membantu Subhan.

"Menolong junior, (Subhan berdinas) masih di Mako Brimob," ujar Ali.

Kasus ini melibatkan sejumlah korban yang telah menyerahkan uang dengan harapan bisa diterima menjadi taruna Akpol.

Dalam persidangan ini, hakim terus menggali informasi lebih lanjut mengenai keterlibatan para saksi dan apakah mereka terlibat dalam praktik penipuan tersebut.

Sidang akan dilanjutkan pada pekan depan untuk mendalami keterangan lebih lanjut.

Sebelumnya, keluarga Gonzalo Algazali, pemuda berusia 19 tahun yang tertipu saat mencoba masuk Akademi Kepolisian (Akpol) melalui jalur khusus dengan membayar Rp4,9 miliar kepada calo, kembali bersuara.

Setelah tantenya bernama Hj Sherly (41), kini neneknya bernama Rosdiana yang memberikan penjelasan terkait perkara yang menimpa keluarganya.

Dikatakan Rosdiana, mereka tidak memiliki hubungan dengan pelaku Andi Fatmasari Rahman (AFR) sebelumnya.

"Saya tidak kenal, pelaku (AFR) datang sendiri di sini (kafe saya) pura-pura mau makan bakso terus tawarkan Gonzalo masuk Akpol," kata Rosdiana kepada awak media saat ditemui di Kafe Bakso Mercon BBC Makassar Jalan Monginsidi, kemarin.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan