Ia menilai, sebagaimana Pitung yang difitnah sebagai kriminal oleh Belanda, Said Didu juga dicitrakan negatif oleh para pendukung pemerintah.
Bahkan, ada upaya penyingkiran secara hukum yang kemudian ditangguhkan karena dikhawatirkan akan menjadikannya martir perjuangan rakyat.
"Sejarah selalu berulang. Pitung dan Said Didu adalah cermin perlawanan rakyat terhadap kekuasaan yang menindas," tutup Nazlira.
Hingga kini, Said Didu tetap vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah, terutama terkait isu sumber daya alam dan tanah rakyat.
Sementara itu, kisah Si Pitung masih hidup dalam ingatan sebagai simbol perjuangan rakyat Betawi melawan penjajahan.
(Muhsin/fajar)