Mafia Rusia Diduga Beraksi di Bali, Tommy Shelby: Bisa Jadi Surga Wisata Buat Kriminal Juga

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial, Tommy Shelby, menyoroti dugaan aksi geng mafia Rusia yang menculik dan merampok seorang warga negara Ukraina di Bali.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kasus ini bisa jadi bukan sekadar insiden tunggal, melainkan bagian dari jaringan kejahatan yang lebih besar.

"Bali jadi lokasi aksi geng Rusia, komplotan mafia Rusia diduga culik dan rampok WNA Ukraina di Bali," ujar Tommy di X @THOM5helby (31/1/2025).

Ia juga mempertanyakan apakah kejadian ini hanya sebuah kasus terisolasi atau justru mengindikasikan keberadaan jaringan mafia internasional yang telah beroperasi di Indonesia.

"Korban disekap, diintimidasi, lalu asetnya dikuras habis. Yang jadi pertanyaannya, ini cuma bagian kecil atau ada jaringan besar di baliknya?," cetusnya.

Tommy memperingatkan bahwa jika kelompok kriminal internasional mulai aktif di Bali, maka pulau yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia ini bisa berubah menjadi tempat yang rawan kejahatan.

"Kalau mafia internasional udah main di sini, Bali bisa jadi surga wisata buat kriminal juga!," tandasnya.

Sebelumnya, seorang warga negara asing (WNA) asal Ukraina berinisial I menjadi korban penculikan dan penganiayaan di kawasan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Aksi tersebut diduga dilakukan oleh geng mafia Rusia, yang terlihat dalam sebuah rekaman video saat mengadang korban di jalan.

Dalam video yang beredar, tampak sembilan orang berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah menghadang korban, seorang pengusaha properti.

Peristiwa itu berlangsung dramatis, mirip dengan adegan dalam film aksi.

Akibat insiden ini, korban mengalami kerugian lebih dari Rp3 miliar dan telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Bali sejak 15 Desember 2024.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, mengungkapkan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung.

Polisi telah memanggil sejumlah terduga pelaku yang berasal dari Ukraina, Rusia, dan Uzbekistan melalui konsulat masing-masing.

"Kami sudah berkoordinasi dengan korban dan melakukan dua kali prarekonstruksi di TKP. Untuk terlapor sembilan orang sudah kami panggil. Namun sampai panggilan kedua mereka belum hadir," ujarnya, Kamis (30/1/2025).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban kehilangan aset kripto dalam peristiwa tersebut.

Kejadian terjadi di sekitar Jalan Tundun Penyu Dipal, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan.

Para pelaku yang mengenakan pakaian hitam dan masker membawa senjata berupa pisau, palu, serta pistol.

Mereka menculik korban dan sopirnya, memborgol tangan serta menutup kepala mereka, lalu membawa mereka ke sebuah vila di daerah Kuta Selatan.

Di lokasi tersebut, pelaku merampas ponsel korban dan melakukan kekerasan agar korban bersedia mentransfer aset kriptonya ke dua akun yang diduga milik pelaku.

Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka di berbagai bagian tubuh, termasuk telinga kanan, pergelangan tangan, mata, kepala, dan pinggang.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan