Gibran Bilang ‘Kalau Ada Apa-apa Kabarin’ ke Penjual LPG 3 Kg, Jhon Sitorus: Kata-kata Romantika Ala Pacaran

  • Bagikan
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi salah satu pangkalan gas Elpiji 3 Kg di kawasan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025). (ANTARA/HO-Setwapres)
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi salah satu pangkalan gas Elpiji 3 Kg di kawasan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025). (ANTARA/HO-Setwapres)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Jhon Sitorus melontarkan kritik tajam terhadap pernyataan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, saat mengecek ketersediaan elpiji 3 kg di Menteng.

Dalam tinjauannya, Gibran hanya mengatakan, "Kalau ada apa-apa kabarin" kepada emak-emak yang ada di lokasi.

Pernyataan tersebut mendapat respons keras dari Jhon, yang menilai ucapan Gibran tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin negara.

"Respon seorang Wakil Presiden (RI 2) hanya sekelas respon seorang cewek habis diantar cowoknya pulang habis ngedate," ujar Jhon di X @JhonSitorus_18 (6/2/2025).

Dikatakan Jhon, seorang wakil presiden seharusnya merespons dengan kebijakan yang berdampak luas bagi masyarakat, bukan sekadar ucapan singkat.

"Woi Wakil Presiden itu merespon dengan kebijakan, bukan kata-kata romantika ala pacaran," cetusnya.

Jhon bilang, kebijakan yang keluar dari sekelas Wapres mestinya menyentuh seluruh rakyat, bukan hanya satu orang.

Ia juga menyinggung aturan usia minimal 40 tahun bagi calon wakil presiden yang sempat diperdebatkan dalam pemilu.

"Sudah benar negara ini membuat usia Wakil Presiden minimal 40 tanpa syarat, untuk menghindari isi kepala yang kopong seperti ini," cetusnya.

Lebih lanjut, Jhon menyindir gaya kepemimpinan Gibran yang dinilainya hanya sebatas simbolis tanpa tindakan konkret.

"Kita harus terbiasa dengan kelakukan Wapres yang cuma jalan-jalan, bagi-bagi susu, manggut-manggut lalu pulang," Jhon menuturkan.

Kurang lebih sama seperti ayahnya, Presiden Indonesia ke-7, Jokowi, ia melihat pernyataan Gibran selalu singkat dan tidak jelas.

"Apapun pernyataannya selalu singkat, padat dan tidak jelas," tandasnya.

Sebelumnya, Gibran menekankan pentingnya distribusi Elpiji bersubsidi 3 kg yang tertib dan adil untuk menghindari kelangkaan serta fluktuasi harga yang dapat merugikan masyarakat, terutama pelaku usaha kecil di sektor kuliner.

Wapres, di sela kunjungannya ke pangkalan gas Elpiji 3 kg di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu, meminta masyarakat tidak ragu untuk melapor ke otoritas berwenang apabila di lapangan kembali ditemui kendala yang dapat menghambat distribusi Elpiji.

"Ini ya, Bu, ya, nanti kalau ada apa-apa kabarin," kata Wapres Gibran kepada konsumen gas Elpiji 3 kg, melalui Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta.

Wapres mengatakan distribusi yang lebih terstruktur melalui sub-pangkalan resmi, dapat membuat masyarakat memperoleh Elpiji bersubsidi dengan harga yang wajar.

Bukan hanya itu, para pelaku usaha kecil juga dapat menjalankan usahanya dengan lancar tanpa hambatan akibat pasokan yang tidak stabil.

Menurut Gibran, pemerintah akan terus memantau pelaksanaan kebijakan ini guna memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.

Pada kunjungannya itu, Gibran menyaksikan langsung masyarakat membeli gas dari truk distribusi yang tiba di Toko Gas bernama Merry itu.

Gibran berharap kebijakan ini dijalankan dengan baik oleh semua pihak, sehingga menutup celah penimbunan Elpiji secara ilegal yang berpotensi menimbulkan gangguan ketersediaan dan gejolak di pasar.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan