8. Pertumbuhan Bakteri Berlebihan di Usus (SIBO)
Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO) adalah kondisi di mana jumlah bakteri di usus halus meningkat secara tidak normal, menyebabkan gas berlebih dan rasa penuh di perut.
9. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit bisa menyebabkan makanan dan gas terperangkap di dalam usus, sehingga menimbulkan rasa penuh di perut yang bertahan lama.
10. Masalah Kesehatan Serius
Dalam beberapa kasus, perut yang selalu terasa penuh bisa menjadi tanda kondisi medis serius seperti gangguan hati, kanker ovarium, atau gangguan pankreas. Jika gejala ini berlangsung lama atau disertai dengan penurunan berat badan yang tidak wajar, segera konsultasikan dengan dokter.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Jika perut terasa penuh terus-menerus dan disertai dengan gejala berikut, sebaiknya segera periksa ke dokter:
- Nyeri perut yang parah atau berkelanjutan
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Mual dan muntah yang berkepanjangan
- Kesulitan menelan
- Perubahan kebiasaan buang air besar
Cara Mengatasi Perut Selalu Terasa Penuh
1. Mengubah Pola Makan
- Makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering
- Mengunyah makanan dengan perlahan
- Menghindari makanan yang sulit dicerna atau menyebabkan gas
2. Menghindari Minuman Berkarbonasi dan Alkohol
Minuman ini dapat meningkatkan produksi gas dalam perut, sehingga memperburuk rasa penuh.
3. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki setelah makan dapat membantu sistem pencernaan bekerja lebih baik dan mengurangi rasa penuh di perut.
4. Mengelola Stres
Stres bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan memperburuk gejala seperti kembung dan perut terasa penuh. Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu.
5. Konsumsi Probiotik
Probiotik dapat membantu menyeimbangkan bakteri di usus dan mengurangi gejala seperti kembung atau perut penuh.
6. Konsultasi dengan Dokter
Jika gejala berlangsung lama atau semakin memburuk, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Perut yang selalu terasa penuh bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari pola makan hingga kondisi medis tertentu. Dengan memahami penyebabnya, kita dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya. Jika gejala tidak membaik setelah mengubah pola makan dan gaya hidup, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. (*)