Kenali Gejala Kanker Payudara, Dokter Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

  • Bagikan
Dokter spesialis spesialis bedah onkologi RS Siloam Lippo Village dr. Alif R. Soeratman meminta masyarakat agar bisa mengenali gejala kanker payudara secara dini dan tidak abai pada gejala-gejala tersebut. (Azmi Samsul Maarif)
Dokter spesialis spesialis bedah onkologi RS Siloam Lippo Village dr. Alif R. Soeratman meminta masyarakat agar bisa mengenali gejala kanker payudara secara dini dan tidak abai pada gejala-gejala tersebut. (Azmi Samsul Maarif)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah onkologi RS Siloam Lippo Village, dr. Alif R. Soeratman, mengingatkan pentingnya mengenali gejala kanker payudara sejak dini agar pasien dapat memperoleh penanganan lebih cepat dan efektif.

Menurut Alif, kanker payudara masih menjadi tantangan besar dalam kesehatan perempuan di Indonesia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia, dengan lebih dari 65.000 kasus baru setiap tahunnya.

"Banyak pasien baru terdiagnosis saat sudah memasuki stadium lanjut, sehingga membutuhkan tindakan bedah yang lebih kompleks. Salah satu inovasi medis yang kini berkembang adalah bedah onkoplastik, yang tidak hanya mengobati kanker tetapi juga menjaga kualitas hidup pasien," kata Alif di Tangerang, Jumat (14/2).

Pendekatan Bedah Onkoplastik

Pasien kanker payudara umumnya memiliki dua pilihan utama dalam prosedur bedah, yaitu mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) dan lumpektomi (pengangkatan sebagian jaringan yang terkena kanker). Namun, kini tersedia pendekatan bedah onkoplastik yang mengombinasikan prinsip bedah onkologi dan bedah plastik dalam satu prosedur.

"Teknik ini memungkinkan pasien menjalani pengangkatan tumor sekaligus mendapatkan rekonstruksi payudara secara langsung, sehingga mengurangi trauma psikologis akibat perubahan bentuk tubuh," ujarnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bedah onkoplastik tidak hanya memberikan hasil estetika yang lebih baik, tetapi juga memiliki tingkat keberhasilan medis yang setara dengan metode konvensional.

"Pendekatan ini memungkinkan pasien mendapatkan penanganan kanker yang optimal tanpa kehilangan rasa percaya diri akibat perubahan bentuk payudara. Ini langkah besar untuk memastikan pasien tidak hanya selamat, tetapi juga dapat menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik," tambahnya.

Dampak Psikologis dan Manfaat Tambahan

Dokter spesialis bedah plastik, dr. Sweety Pribadi, menambahkan bahwa kehilangan payudara dapat berdampak secara psikologis, bahkan lebih berat dibandingkan aspek medisnya sendiri. Oleh karena itu, rekonstruksi payudara menjadi solusi penting dalam pemulihan pasien secara fisik dan emosional.

"Bedah onkoplastik memungkinkan pengangkatan jaringan kanker tanpa mengorbankan bentuk payudara, sehingga hasil akhir tetap terlihat alami," ujarnya.

Selain itu, teknik ini juga dapat menjadi alternatif mastektomi bagi pasien yang membutuhkan pengangkatan lebih dari 20 persen volume payudaranya akibat tumor berukuran besar.

"Pendekatan ini juga membantu mencegah perubahan bentuk yang tidak diinginkan setelah operasi, terutama jika tumor berada di area yang berperan penting dalam estetika payudara, seperti di belakang puting atau bagian bawah payudara," jelas Sweety.

Selain bagi pasien kanker, prosedur ini juga dapat menjadi solusi bagi perempuan dengan kondisi tertentu, seperti ptosis (payudara kendur), makromastia (ukuran payudara yang terlalu besar), atau ketidakseimbangan bentuk alami.

Dengan kemajuan teknik bedah onkoplastik, pasien kanker payudara kini memiliki peluang untuk mendapatkan penanganan yang tidak hanya efektif secara medis, tetapi juga mempertahankan kualitas hidup mereka. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan