Kritik Keras Efisiensi Anggaran di Sektor Pendidikan, Stefan Antonio: Untuk Apa kenyang Kalau Otaknya Dongo

  • Bagikan
Uang palsu yang disita.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) jadi lembaga yang terkena dampak dari efisiensi anggaran.

Dalam upaya penghematan belanja negara, pemerintah memangkas anggaran berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kemendiktisaintek, dengan total pemotongan mencapai Rp14,3 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp56,6 triliun.

Karena dampak dari efisiensi tersebut, program beasiswa dan bantuan pendidikan tinggi jadi korbannya.

Sejumlah beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), serta Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) berpotensi mengalami pengurangan anggaran.

Ada juga, perguruan tinggi yang terdampak pemangkasan dana operasional bisa saja menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk menutup kekurangan dana.

Karena hal ini, Pegiat media sosial, Stefan Antonio memberikan sindiran menohok dari kebijakan tersebut.

Melalui cuitan di akun X pribadinya ini menyindir dengan menyebut negara saat ini ingin menciptakan generasi malas dan bodoh.

“Negara sedang menciptakan generasi malas dan bodoh !!!,” tulisnya dikutip Jumat (14/2/2025).

Ia pun menyuarakan dengan tegas untuk menolak kebijakan Pemerintah dalam pemotongan anggaran di Indonesia.

“Menolak pemotongan anggaran pendidikan!!!,” tegasnya.

“Sudah tau Indonesia di Peringkat Rendah
dalam hal IQ. Masih aja mah dibikin tambah bodoh!!!,” sebutnya.

Lanjut, Stefan Antonio pun menyingung dengan menyebut untuk apa kenyang kalau otak tidak ada isinya

“Buat apa kenyang. Kalau otaknya dongo !!!
Itupun ga kenyang kenyang amat,” pungkasnya.

(Erfyansyah/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan