BMKG: Peralatan Gempa di Sidrap Dicuri, Keselamatan Warga Terancam

  • Bagikan
Pencurian dan perusakan peralatan monitoring gempa dan tsunami kembali terjadi di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap.

“Gempa berkekuatan Mw6,0 pernah mengguncang Sidrap pada 29 September 1997, menyebabkan 16 orang meninggal dunia dan puluhan rumah hancur,” tambahnya.

Selain itu, Sulawesi Selatan juga pernah terdampak tsunami akibat gempa Mw6,3 di Teluk Mandar pada 11 April 1967, yang menewaskan 58 orang.

Pencurian peralatan BMKG bukan sekadar tindakan kriminal biasa, tetapi berdampak langsung pada keselamatan masyarakat.

Hilangnya sensor gempa dan sistem peringatan dini tsunami dapat menyebabkan keterlambatan dalam mendeteksi gempa dan menyampaikan peringatan kepada masyarakat.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Tanpa alat-alat tersebut, kecepatan dan akurasi dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami akan terganggu,” tegas Daryono.

BMKG meminta masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme atau pencurian peralatan deteksi gempa demi keselamatan bersama.

"Jika belum bisa aktif terlibat dalam mitigasi bencana, setidaknya jangan merusak alat yang bertujuan melindungi nyawa banyak orang," imbaunya.

Selain itu, BMKG juga berharap pemerintah daerah ikut berperan dalam mengamankan peralatan yang telah dipasang di lokasi strategis.

Mengingat alat-alat tersebut menggunakan teknologi canggih dan bernilai tinggi, penggantian peralatan yang rusak atau hilang bukanlah perkara mudah.

“Kami berharap ada pengertian dan perhatian dari semua pihak untuk menjaga keberlangsungan sistem peringatan dini bencana, khususnya di Sulawesi Selatan dan seluruh Indonesia,” pungkas Daryono.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan