"Kami berharap ada evaluasi serius terhadap pihak penyedia agar memastikan makanan yang disajikan benar-benar steril dan aman dikonsumsi siswa," tambahnya.
Menanggapi hal ini, Tengku Syahdana, Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat BGN Kementerian Kesehatan, menyampaikan apresiasi atas masukan yang diberikan oleh peserta.
Ia menyadari bahwa program ini masih dalam tahap awal dan berjanji akan segera melakukan perbaikan.
"Kami akan menjadikan ini bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan. Program ini masih dalam tahap awal, sehingga masih ada kekurangan yang harus segera diperbaiki," ungkap Tengku.
Tengku juga memastikan bahwa pihaknya akan menegur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk segera meningkatkan kualitas makanan yang disediakan, serta menjamin bahwa kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
"Tentu perbaikan akan segera dilakukan, dan ke depan, hal seperti ini tidak boleh terulang lagi," tegasnya.
Kejadian ini menjadi sorotan warganet, dalam unggahan ulang di akun @undercover.id banyak yang melayangkan hujatan menohok usai kabar ini menjadi viral.
“Program problematik mainnya hebat,” kata warganet
“Mungkin memang itu namanya protein tambahan,” tambah lainnya. (Wahyuni/Fajar)