FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membagikan pengalamannya dalam mengelola fasilitas publik selama menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Gubernur DKI Jakarta.
Ia menekankan bahwa fasilitas negara harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, bukan hanya untuk kepentingan birokrasi.
Dikatakan Anies, banyak ruang strategis di lingkungan pemerintahan yang hanya digunakan untuk urusan administratif.
Sementara itu, masyarakat, khususnya anak muda, kerap kesulitan mendapatkan akses tempat untuk berkegiatan.
“Kita sering melihat ruang-ruang di pemerintahan hanya dipakai untuk fungsi birokrasi, padahal anak-anak muda butuh tempat untuk belajar, berdiskusi, atau berkreasi,” ujar Anies di Instagram pribadinya @aniesbaswedan (17/2/2025).
Saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies mengambil langkah membuka akses fasilitas kementerian bagi siswa yang membutuhkan tempat untuk latihan teater, diskusi, dan berbagai kegiatan lainnya.
“Saya putuskan untuk membuka fasilitas kementerian. Mereka bisa gunakan untuk berbagai kegiatan, dan yang terpenting, gratis,” ungkapnya.
Ketika memimpin Jakarta, Anies melanjutkan kebijakan tersebut dengan membuka kantor kelurahan, kecamatan, dan fasilitas publik lainnya bagi masyarakat.
Di kota besar seperti Jakarta, ruang publik sering kali sulit diakses dan mahal. Di sisi lain, banyak gedung pemerintahan yang tidak terpakai di akhir pekan.
“Gedung-gedung pemerintahan sering kosong, padahal masyarakat membutuhkan ruang untuk berkegiatan,” kata Anies.
Ia menilai kebijakan terbaik bukan hanya soal angka dan aturan, tetapi bagaimana sumber daya yang ada bisa memberi manfaat lebih luas.
Menurutnya, prinsip ini bisa diterapkan dalam berbagai bidang, baik di sektor publik maupun swasta.
"Jakarta dan Indonesia bisa lebih baik jika pemimpin punya perspektif ini," pungkasnya.
(Muhsin/fajar)