FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum merespons tagar #IndonesiaGelap yang terus digaungkan belakangan ini.
Bukan hanya itu, tagar tersebut juga diwarnai aksi besar-besaran mahasiswa di sejumlah kota besar Indonesia.
"Indonesia (Harus) Terang! Indonesia merdeka adalah jalan menuju terang," ujar Anas di X @anasurbaninggrum (20/2/2025).
Anas kemudian menyinggung soal merdeka yang disebut sebagai jembatan emas yang disinggung dalam sebuah buku kolonialisme.
"BK menyebut sebagai jembatan emas. Buku lama kolonialisme ditutup, buku baru era bebas-merdeka dimulai," tukasnya.
Dikatakan Anas, Indonesia sudah merdeka selama 70 tahun lebih, sebuah perjalanan yang sangat panjang.
"Sudah sekian dekade Indonesia berjalan di jembatan emas itu. Akan menyentuh angka 80 tahun 17 Agustus 2025 ini," tandasnya.
Melihat perjalanan panjang itu, ia blak-blakan menyebut bahwa Indonesia belum sepenuhnya terang seperti harapan semua orang.
"Sudahkah Indonesia Terang, merdeka sejati, adil, dan makmur seperti cita-cita para pendiri Republik? Belum terang. Iya, memang belum terang," imbuhnya.
"Masih banyak sisi gelap. Ada banyak bagian yang belum terang, masih remang-remang dan bahkan belum sanggup menikmati makna merdeka," tambahnya.
Kata Anas, wilayah kemiskinan ekstrem masih belum mendapatkan sinar sejauh ini. Masih butuh sentuhan agar bisa keluar ruang tersebut.
"Apakah artinya itu Indonesia Gelap? Tentu saja tidak. Dan Indonesia memang dilarang gelap. Wajib dipastikan tidak gelap," tegasnya.
Anas membeberkan bahwa tidak boleh ada rumus Indonesia gelap yang berlaku. Ada banyak bagian yang masih belum terang, masih gelap, bukan berarti Indonesia Gelap.
"Mengapa? Karena banyak bagian yang lain sudah cukup terang dan bergerak ke arah terang. Serta musti dipaksa untuk melalui jembatan emas itu menuju terang," jelasnya.
"Jadi, jika ada yang menyatakan awas Indonesia Gelap, kita tidak perlu menutup mata. Jika mata kita tertutup, malah mengonfirmasi gelap itu," sambung dia.
Anas kemudian mengajak publik untuk membuka mata, telinga, untuk mencerna pernyataan Indonesia Gelap sebagai energi bagi usaha-usaha terbaik menuju Indonesia Terang.
"Ungkapan Indonesia Gelap lebih baik dimaknai sebagai harapan besar untuk Pemerintah dengan para petugasnya untuk benar-benar berjalan pada jembatan emas dengan upaya-upaya terbaiknya menuju cita-cita Proklamasi," pintanya.
Anas mengatakan, Indonesia terang hakikatnya adalah terangisasi. Proses dinamis tanpa henti dan terus bertumbuh, melalui jembatan emas, menuju cita-cita sejatinya merdeka.
"Yakni ketika tidak ada lagi rakyat yang terbelenggu hidupnya, terjajah hidupnya, oleh realitas struktural dan kultural yang menista kemanusiaannya," terangnya.
Anas bilang, semua harus bergerak menuju Indonesia Terang. Termasuk yang sedang meneriakkan Indonesia Gelap.
"Kita yakin semua ingin negeri ini menjadi negeri yang semua sisi kehidupannya makin terang. Negeri yang nyaman dihuni oleh seluruh rakyatnya, tanpa kecuali. Indonesia Wajib Terang. Nusantara yang Bangkit," kuncinya.
(Muhsin/fajar)