Demo Indonesia Gelap, Imbas Pejabat Sedang Mengalami Tone Deaf Kekuasaan

  • Bagikan

Hal tersebut yang membuat kritikan jadi redam dan akan hilang sendirinya, siklus tersebut yang dimaksud dengan spiral teori.

Virdian juga menambahkan, bahwa sebuah kebohongan jika pemerintah tidak mendengar suara rakyatnya. Namun bukan berarti lewat spiral teori, tetapi dengan hal lain.

"Mereka dengar kok, terbukti beberapa kali Jokowi itu membatalkan kebijakannya. Prabowo juga batalkan kebijakannya, karena apa tapi? Ya karena viral” lanjutnya

Virdian juga menyampaikan jika semua itu terjadi karena faktor mayoritas masyarakat, sehingga kritiknya tidak lagi terlihat kecil.

Ia juga menyinggung tagar kabur aja dulu itu tidak datang karena masyarakat penakut, ataupun pengecut sehingga memilih kabur karena ada masalah. Tren Kabur Aja Dulu juga bentuk masyarakat yang sudah frustrasi karena kritik bukannya didengar malah diredam.

"Kritik kita gak didengar malah diredam dan direpresi, kelas menengah dibunuh, dianggap komoditas, dikasih bansos, undang-undang dibuat cepat, pendidikan tidak diperhatikan, kesehatan dipangkas, siapa yang gak mau kabur kalau begini?” ungkapnya

Sebagai penutup, dia mendukung anak muda yang ingin bekerja dan meningkatkan skill di luar negeri, sekalipun Wakil Menteri Ketenagakerjaan Indonesia Immanuel Noel Ebenezer, melarang orang-orang yang kabur ke luar negeri untuk kembali ke Indonesia.

Virdian, juga mendukung segala bentuk kritik yang dilakukan masyarakat, baik secara langsung, membuat konten, maupun mengunggah ulang segala bentuk keresahan sebagai masyarakat. (Besse Arma/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan