FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Henri Subiakto dan Prof Mahfud MD sepakat Indonesia Gelap. Itu diungkapkan menanggapi kondisi sosial hari ini.
“Saya sependapat dengan Prof Mahfud MD, Indonesia saat ini memang sedang gelap,” kata Henri dikutip dari unggahannya di X, Jumat (21/2/2025).
Henri bahkan menyampaikan gamblang dukungannya terhadap gerakan mahasiswa dan masyarakat hari ini di jalanan. Mengingat sejumlah demonstrasi telah digelar di berbagai daerah di Indonesia.
Demonstrasi itu, mulanya dilakukan pada 17 Februari 2025. Hingga hari ini terus menyebar di berbagai kota.
“Gerakan mahasiswa dan masyarakat yang turun ke jalan harus kita dukung agar menjadi warning yang mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik hingga Indonesia menjadi terang kembali,” ujarnya.
Gerakan Indonesia Gelap, kata Pakar Komunikasi itu bisa membersihkan politik hari ini yang kotor.
“Hanya bersama anak-anak muda yang memiliki idealisme dan kebersihan jiwa, politik kotor masa kini bisa dibersihkan,” terangnya.
Sebelumnya, Pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD menyebut Indonesia memang gelap. Ia mendukung narasi demikian di media sosial.
“Nampaknya sekarang Indonesia gelap memang. Ini pandangan anak anak muda yang membuat hastag itu,” kata Mahfud dikutip dari video yang tersebar di media sosial, Jumat (21/2/2025).
Menurut Mahfud, nasionalisme akan pudar ketika ketidakadilan tidak ada. Jika itu langgeng, maka cinta tanah air bisa runtuh.
“Nasionalisme, mencintai tanah air itu bisa runtuh kalau ketidakadilan hilang. Itu dibiarkan tumbuh, kesewenang-wenangan dan arogansi kekuasaan terus tumbuh,” ujarnya.
Ia pun memberi gambaran di berbagai negara. Di negara yang ia maksud, kekecewaan terhadap pemerintah bukan saja memantik untuk keluar negeri, tapi melawan pemerintah itu sendirix
“Orang akan untuk apa nasionalisme seperti ini. Saya kabur aja keluar negeri atau yang ekstrim seperti di Korea dilawan. Dilawan masuk penjara. Seperti di Bangladesh, diusir pemerintahnya. Siria diusir. Kita ini baek-baek kabur aja dulu,” jelasnya.
Ketika narasi Indonesia Gelap muncul. Menurutnya itu jadi momen untuk menyalakan lilin.
“Muncul Indonesia Gelap, mari kita berkumpul sebagai lilin-lilin. Agar lilin yang kecil itu berkumpul menjadi obor yang besar.”
Karenanya, ia mengajak untuk berkumpul dalam sebuah gerakan. Mengibaratkan itu sebagai lilin.
“Oleh karena itu mari kita berkumpul agar menjadi lilin dan kegelapan tidak berlanjut. Kita buat penerangan, kita uar obor yang besar. Mari kita berkumpul dalam sebuah gerakan sehingga Indonesia bisa menjadi terang,” terangnya.
(Arya/Fajar)