FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir diisukan menjadi bos Danantara. Melalui Danantara, pemerintah mengklaim akan mengkonsolidasi semua kekuatan ekonomi yang jumlah asetnya mencapai sekitar 14 ribu triliun.
Begitu namanya mencuat, Pandu Patria Sjahrir pun menjadi buah bibir. Belum ini ia membagikan tips dan trik mengenai strategi membangun usaha bagi mereka yang berusia sekitar 30 tahun dengan modal Rp100 juta.
Terutama bagi yang baru dipecat atau sedang mencari peluang bisnis baru.
Dikatakan Pandu, membangun usaha tidak cukup hanya dengan berjualan atau sekadar berdagang barang orang lain.
Ia menekankan pentingnya menciptakan produk dan merek yang unik agar dapat bersaing di pasar yang semakin ketat.
"Membangun usaha tidak cukup sekadar berjualan, tetapi juga harus bisa menciptakan produk dan merek yang unik," ujar Pandu di X @psjahrir (21/2/2025).
Dalam menghadapi persaingan yang ketat, kata Pandu, dibutuhkan strategi yang matang agar bisnis bisa berkembang pesat dan diperhitungkan di pasaran.
"Kalau umur segitu lo cari usaha yang make sense, jualan barang. Kalau bisa barang yang kita buat sendiri. Jadi bukan trading," ucapnya.
Ia menyoroti bahwa banyak masyarakat Indonesia lebih memilih jalur perdagangan cepat atau trading, di mana mereka membeli barang dari satu tempat dan menjualnya di tempat lain.
"Biasanya kan orang itu mau bikin, masyarakat Indonesia itu sukanya paling cepat, trading," sebutnya.
"Orang-orang daerah ambil dari ini, dijual di sini. Tapi itu masalah working capital," sambung dia.
Namun, menurutnya, model bisnis ini memiliki tantangan besar, terutama dalam pengelolaan modal kerja dan risiko persediaan barang yang tidak laku.
"Kalau salah beli, habis lo kena inventory. Bisnis calo itu always be there. Forever," Pandu menuturkan.
Sebagai solusi, ponakan Luhut Binsar Pandjaitan ini menyarankan para pelaku usaha untuk fokus pada branding sejak awal.
"Kalau ngomong UMKM, saya selalu ngomong bikin brand," tambahnya.
Ia mencontohkan industri sepatu lokal yang sukses karena membangun merek yang kuat meskipun dimulai dengan modal kecil.
"Kayak sepatu saya nih, sepatu lokal, dibikin brand lokal. Tapi bagus dan menarik. Fokus ke brandingnya, jadi mulai dulu dari awal apa idenya," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa usaha yang sukses tidak selalu dimulai dengan modal besar.
"Jadi apapun yang lo bikin harus berbeda dan harus menarik buat pangsa pasar. Trying to be everything tapi kan harus bikin suatu yang beda dan menarik," tandasnya.
Pandu bilang, tidak sedikit brand besar yang kini dikenal luas pun berawal dari ide kecil dengan modal awal di bawah Rp100 juta.
"Teh, kenapa ini sukses, you bikin branding at the end. Ya kan dikenal. Mulainya (brand besar) semua ini kecil-kecil loh, ide-ide semua. Di bawah Rp100 juta. Kalau gua ngomong, nilai dananya awal-awal semua di bawah Rp100 juta," kuncinya.
(Muhsin/fajar)