“Jika bicara mengenai efisiensi anggaran, justru kami menilai di sini ada kejanggalan. Jika efisiensi itu benar-benar menjadi tujuan, kita lihat di sini ada sebuah paradoks: pemerintah terus berusaha menggendutkan kabinetnya, memperbesar tubuhnya, tapi rakyat yang kemudian harus dikorbankan, kesejahteraan sosial harus dikorbankan,” pungkasnya.
Pernyataan ini mencerminkan keresahan mahasiswa dan masyarakat terhadap arah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak konsisten dan merugikan masyarakat.
Demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap" menjadi salah satu bentuk perlawanan mahasiswa dan masyarakat sipil terhadap kondisi tersebut. (Wahyuni/Fajar)