FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi unjuk rasa Indonesia Gelap di Kota Makassar masih terus berlanjut hingga Senin (24/2/2025) malam.
Setelah melumpuhkan Jalan AP Pettarani dan Jalan Pendidikan pada Jumat (21/2/2025) kemarin, kini giliran Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 21.11 Wita, dua ruas jalan nasional tersebut masih belum bisa dilalui kendaraan.
Nampak dari dua arah tumpukan kendaraan yang sangat panjang. Tidak sedikit juga yang terpaksa putar balik dengan menaiki median jalan.
Sementara tepat di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), para demonstran masih terus membakar ban bekasnya sebagai bentuk perlawanan.
"Saya terjebak macet di sini sejak setengah enam, dari depan Graha Pena sekarang baru sampai jembatan, makanya saya matikan mobil," ujar Ashar (29) di lokasi.
Ashar bersama pengguna jalan lainnya hanya bisa pasrah menunggu sampai para demonstran membuka akses jalan kembali.
"Saya rencana mau ke Maros, tapi kayaknya lama ini ditutup jalan, nda tau ke mana Polisi tidak dibubarkan saja ini massa, capekma, lapar juga," cetusnya.
Sebelumnya, Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahiduddin, meminta masyarakat yang melintas di kawasan tersebut agar mencari jalur alternatif guna menghindari kemacetan akibat demonstrasi.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Makassar yang menggunakan kendaraan dan akan melewati Jalan Urip Sumoharjo, untuk sementara agar mencari jalan alternatif," ujar Wahid kepada fajar.co.id, Senin malam.
Dikatakan Wahid, aksi unjuk rasa yang berlangsung di sekitar UMI dan Unibos telah menyebabkan penumpukan kendaraan, sehingga dikhawatirkan mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Selain itu, Wahiduddin juga menyoroti pentingnya menjaga ketertiban saat menyampaikan aspirasi di ruang publik.
"Kami memahami bahwa unjuk rasa adalah bagian dari hak demokrasi setiap warga negara. Namun, kami mengingatkan agar aksi ini tetap dilakukan dengan damai dan tidak mengganggu ketertiban umum," katanya.
Selain membakar ban bekas, demonstran juga memblokade jalan menggunakan bambu serta menghamburkan batu di sepanjang jalan depan kampus UMI.
Hal ini berpotensi menimbulkan risiko keselamatan bagi pengguna jalan dan warga sekitar.
Wahid mengimbau kepada para pengunjuk rasa untuk tetap memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan dalam aksi mereka.
Ia menekankan bahwa kepolisian akan terus memantau situasi guna memastikan tidak terjadi tindakan anarkis yang dapat merugikan masyarakat.
"Kami mengajak semua pihak untuk tetap menjaga situasi agar tetap kondusif. Penyampaian aspirasi sebaiknya dilakukan dengan cara yang tertib dan tidak merugikan kepentingan masyarakat lainnya," tegasnya. (Muhsin/fajar)