Para Mantan Pejabat Negara hingga Ketum Parpol Hadiri Peluncuran Danantara, Hendri Satrio: Semua Sumringah

  • Bagikan
Hendri Satrio

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti pejabat-pejabat yang hadir di peluncuran Danantara.

Presiden Prabowo Subianto tepat hari ini secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Peluncuran Danantara ini disebut Presiden Prabowo sebagai instrumen yang nantinya bakal menjadi pembangunan nasional.

Peluncuran dilakukan setelah Prabowo menandatangani Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN di Istana Kepresidenan. 

Kemudian, PP Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara.

Diketahui, di peluncuran ini juga banyak tamu-tamu pejabat negara yang turut hadir.

Turut hadir dalam acara tersebut yakni Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Presiden ke-10 & 12 RI Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-11 RI Boediono, dan Wakil Presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin.

Selain itu, hadir pula para pimpinan lembaga negara, para menteri kabinet Merah Putih, para duta besar negara sahabat, para Ketua Umum Partai Politik, para pemimpin redaksi media nasional, dan para tokoh agama serta tokoh masyarakat.

Hal ini yang kemudian disoroti oleh Hendri Satrio, ia menyebut semua pejabat yang hadir begitu sumrigah.

Padahal di peluncuran Danantara ini ada nasib bangsa yang dipertaruhkan untuk menciptakan hal ini.

“Semua pejabat yang hadir di acara Danantara sumringah, gak terlihat deg-degan atau was was,” tulisnya di cuitan akun X pribadinya dikutip Selasa (25/2/2025).

“Padahal mereka baru saja menghadiri peletakan nasib bangsa dalam sebuah pertaruhan,” sebutnya.

Lanjut, ia mengatakan nasib negara saat ini dipertaruhkan dengan persentase 50 banding 50.

Jika nantinya berhasil, Danantara ini bisa membuat Indonesia makin makmur. Kalau pun gagal tentu ekonomi semakin memburuk.

“Yang membuat negara ini berada dalam kondisi 50-50, makin makmur atau makin jatuh, Mari teman Kita Berdoa!,” pungkasnya.

(Erfyansyah/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan