Pasang Badan untuk Ahok, Anak Buah Prabowo Bantah Hotman Paris: Komisaris BUMN Tak Punya Peran Apa-Apa

  • Bagikan
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono (Istimewa)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Elite Partai Gerindra, Arief Poyuono, melontarkan sindiran halus kepada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang sebelumnya mengkritik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus dugaan Pertamax oplosan di Pertamina.

Dikatakan Arief, posisi komisaris di BUMN, termasuk Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina tidak memiliki kewenangan besar dalam pengambilan keputusan perusahaan.

"Komisaris di BUMN itu tidak punya peran apa-apa," ujar Arief di X @bumnbersatu (3/3/2025).

Dikatakan anak buah Prabowo ini, Ahok serta beberapa tokoh yang memiliki andil dalam Pilpres 2019 lalu masing-masing diberikan jabatan.

"Ditempatkan hanya untuk penempatan para mantan Timses Pilpres agar bakul nasinya ngebul," Arief menuturkan.

Lebih lanjut, Arief membandingkan peran komisaris di BUMN dengan di perusahaan swasta.

Menurutnya, di sektor swasta, komisaris memiliki pengaruh lebih besar dalam operasional perusahaan, berbeda dengan BUMN yang umumnya berada di bawah kendali penuh pemerintah.

"Beda dengan Komut Swasta. Hotman belum tahu," kuncinya.

Seperti diketahui, belakangan ini nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendadak ramai jadi perbincangan. Menyusul hebohnya Mega korupsi di Pertamina Patra Niaga.

Teranyar, pengacara kondang Hotman Paris bahkan meminta Ahok meminta maaf kepada publik atas kasus tersebut.

Terlepas dari bersalah atau tidak, menurut Hotman, Ahok harus meminta maaf. Pasalnya, saat Mega korupsi itu terjadi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjabat Komisaris Utama (Komut).

Sutradara film Sayap-Sayap Patah, Denny Siregar, ikut bersuara terkait pernyataan Hotman Paris Hutapea soal Ahok.

Denny secara terbuka menyatakan bahwa dirinya lebih percaya pada Ahok dibanding Hotman Paris.

"Sorry bang Hotman Paris, gua lebih percaya Basuki Tjahaja Purnama," kata Denny di Instagram pribadinya @denysiregar (2/3/2025).

Pernyataan ini langsung memicu diskusi panas di kalangan netizen.

Tidak sedikit yang membela Ahok dengan alasan rekam jejaknya yang dikenal tegas dalam memberantas korupsi.

Sementara ada juga yang mendukung Hotman Paris sebagai pengacara yang berpengalaman dalam dunia hukum.

"Kalian (Netizen) lebih percaya siapa?," tandasnya.

Sebelumnya, Hotman blak-blakan meminta Ahok untuk mengembalikkan gajinya saat menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.

"Ini contoh. Apalagi ini megaproyek. Kalau pun kamu tidak tahu atau tidak bersalah,, setidaknya kamu menyatakan turut bersalah atau minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia,” Hotman menuturkan.

“Jauh lebih jantan lagi jika kamu mengembalikan seluruh gaji kamu,” tambahnya.

Sementara itu, Ahok dalam videonya yang beredar, menegaskan bahwa jika dirinya yang menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, ia tidak akan ragu untuk memecat Riva Siahaan.

Namun, karena posisinya hanya sebagai Komisaris Utama, kewenangan tersebut berada di tangan Direktur Utama Pertamina dan Menteri BUMN.

"Yang berhak memecat Dirut Pertamina Patra Niaga, ya Dirut Pertamina dan Menteri BUMN. Komisaris Utama tidak bisa berbuat banyak," tegas Ahok.

Ahok juga menduga bahwa kasus korupsi di Pertamina Patra Niaga ini hanya sekadar pergantian aktor, sementara pola permainan tetap sama.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan