FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Dai kondang asal Makassar, Ustaz Das’ad Latif, menyoroti pentingnya penerapan syariat Islam dalam kepemimpinan, khususnya terkait penggunaan fasilitas negara.
Ia mencontohkan kisah Khalifah Umar bin Khattab yang sangat menjaga amanah dan tidak menggunakan aset negara untuk kepentingan pribadi.
Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Das’ad mengisahkan bahwa Umar bin Khattab, yang saat itu menjabat sebagai Amirul Mukminin (setara dengan presiden di era modern).
Umar disebut pernah mematikan lampu minyak negara saat berbincang dengan seorang tamunya yang datang untuk bersilaturahmi secara pribadi.
"Umar bin Khattab, waktu itu Amirul Mukminin, Presiden kalau sekarang. Ia lagi bekerja, tiba-tiba ada tamunya," kata Ustaz Das’ad, dikutip Senin (4/3/2025).
Tamu tersebut mengucapkan salam dan Umar mempersilakannya masuk.
Namun, sebelum memulai percakapan, Umar menanyakan apakah kedatangannya dalam kapasitas pribadi atau sebagai rakyat yang membutuhkan urusan negara.
"Sebelum saya lanjut cerita, kamu datang kepada saya sebagai Umar bin Khattab secara pribadi atau Presiden?" ucap Das'ad mengikuti gaya bicara Umar.
Ketika tamu itu menjawab bahwa ia datang dalam kapasitas pribadi untuk silaturahmi, Umar langsung mematikan lampu.
"Kalau begitu tunggu saya matikan (lampu), gelap," tambahnya.
Tamu tersebut pun bertanya mengapa Umar mematikan lampu.
Umar kemudian menjelaskan bahwa minyak lampu tersebut adalah milik negara yang hanya boleh digunakan untuk kepentingan pemerintahan, bukan untuk urusan pribadi.
"Itu tadi saya lagi tugas, ini lampu minyaknya dari negara yang wajar saya pakai. Sekarang kita urusan pribadi, nda boleh pakai ini barang negara," terangnya.
Ustaz Das’ad menegaskan bahwa jika semua pemimpin menerapkan prinsip ini, tidak akan ada penyalahgunaan fasilitas negara oleh pejabat dan keluarganya.
"Coba kalau semua menerapkan ini. Ini loh syariat Islam. Kok kita takut? Karena kita tidak tahu syariat Islam itu seperti itu," tandasnya.
Menurutnya, saat ini banyak pejabat yang tidak hanya menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, tetapi juga membiarkan keluarga, menantu, dan kerabatnya menikmati keuntungan dari aset negara.
Ceramah ini pun menjadi pengingat bagi para pemimpin agar lebih berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara dan meneladani kepemimpinan Umar bin Khattab yang penuh integritas dan kejujuran.
(Muhsin/Fajar)