Ia bahkan mengulang kembali poin kedua yang berkaitan dengan penyingkiran lawan politik dan menyebut bahwa hal tersebut pernah terjadi di Jakarta.
"Untuk melihat tanda-tanda satu aturan main yang diubah. Kedua, singkirkan lawan supaya jangan ikut pertandingan. Di Jakarta sudah pernah terjadi itu. Lalu, yang ketiga wasit dikuasai. Sudah kalau begitu selesai pertandingan, menjadi teater," ungkapnya. (Wahyuni/Fajar)