“Jadi, saya kira aksi boikot masih sangat relevan untuk menekan Israel dan para pendukungnya,” ujar Prof. Sudarnoto.
“Dampak boikot ini cukup terasa karena sumber-sumber pendapatan ekonomi yang diharapkan dari perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel menjadi turun, sehingga dukungan finansial melemah," pungkasnya.
Salah satu lembaga yang aktif dalam kampanye boikot adalah Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI). Mereka telah mengidentifikasi 10 produk utama yang diduga memiliki hubungan bisnis dengan Israel, antara lain Danone Aqua, Unilever, Nestlé, Coca-Cola, PepsiCo, Kraft Foods, Procter & Gamble, Mondelez International, Johnson & Johnson, serta McDonald's. Produk-produk ini diketahui memiliki investasi, distribusi, atau afiliasi yang mendukung Israel secara langsung maupun tidak langsung.