Indonesia Airlines Milik Singapura Siap Mengudara, Ini Alasan Gunakan Nama Indonesia

  • Bagikan
Ilustrasi. Maskapai baru siap beroperasi di Indonesia. Indonesia Airlines, perusahaan maskapai asal Singapura yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia. (PIXABAY)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Airlines meramaikan dunia penerbangan. Meski menggunakan nama Indonesia, tetapi maskapai ini milik perusahaan asal Singapura dan akan berbasis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Pemilik maskapai Indonesia Airlines adalah perusahaan asal Singapura, Calypte Holding Pte. Ltd. Perusahaan bergerak di sektor energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian, serta berkantor pusat di Singapura.

Segmen Maskapai Indonesia Airlines

Pembentukan Indonesia Airlines Group diumumkan secara resmi oleh Calypte Holding Pte. Ltd. pada 7 Maret 2025. Segmen pasar yang akan disasar oleh Indonesia Airlines adalah penerbangan internasional dengan layanan premium.

Jumlah armada yang akan dioperasikan pada tahap awal sebanyak 20 armada pesawat. Konsep yang akan diusung oleh maskapai premium ini menggabungkan kemewahan perjalanan jet pribadi dengan kenyamanan penerbangan komersial.

Pemilik Maskapai Indonesia Airlines

Maskapai Indonesia Airlines memang berkantor pusat di Singapura. Akan tetapi, pendiri sekaligus CEO Calypte Holding Pte. Ltd. adalah Iskandar, seorang pengusaha asal Indonesia.

Merujuk laman resmi Calypte, Iskandar lahir di Bireuen, Aceh, pada 7 April 1983. Iskandar merupakan lulusan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Dia sempat bekerja di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2006-2009 sebelum akhirnya membangun bisnis sendiri.

Kariernya berlanjut di dunia perbankan dan asuransi, yang membawanya bertemu dengan para ahli kelistrikan. Dari pengalaman tersebut, Iskandar mulai memahami bisnis energi dan investasi.

Berawal dari Proyek Kelistrikan

Pada 2015, ia memutuskan untuk meninggalkan dunia perbankan dan mulai mengembangkan proyek kelistrikan di Indonesia dengan dukungan investor asing.

Iskandar kemudian mendirikan perusahaan kelistrikan sendiri pada 2017 dengan berbagai tantangan besar yang harus dihadapi.

Ketekunannya membuahkan hasil dan saat pandemi Covid-19 melanda, Iskandar justru melihat peluang baru dengan mengembangkan bisnis kelistrikan di Singapura. Dari sinilah lahir Calypte Holding, yang kini melebarkan sayapnya ke industri penerbangan.

Ekspansi Calypte Holding ke Industri Penerbangan
Calypte Holding kini memiliki tiga sektor utama bisnis, yaitu energi, pertanian, dan aviasi.

Maskapai Layanan Premium

Untuk industri penerbangan, perusahaan ini pertama kali meluncurkan Royal Jeumpa Airlines, yang direncanakan mulai beroperasi pada Februari 2025. Namun, tak lama kemudian, mereka mengumumkan Indonesia Airlines sebagai maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium.

Iskandar menyebut bahwa Indonesia Airlines akan memberikan pengalaman penerbangan berbeda dengan mengutamakan kemewahan dan kenyamanan bagi penumpang. Maskapai ini diharapkan mampu bersaing dengan perusahaan penerbangan lainnya dan membawa standar baru dalam layanan penerbangan komersial di Indonesia. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan