Anak Dinilai Memiliki Kemampuan Melebihi AI karena Budi Pekerti

  • Bagikan
ASYIK BERMAIN: Sejumlah anak-anak saat bermain di RPTRA Taman Puring, Jakarta, Selasa (24/5/2022). (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Certified Positive Discipline Parent Educator Damar Wahyu Wijayanti menilai bahwa anak-anak memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat dibandingkan Artificial Intelligence (AI). Hal itu disebabkan karena anak memahami nilai-nilai budi pekerti yang menjadi dasar dalam menjalani kehidupan.

"Ini yang bisa membedakan antara anak-anak di masa depan dengan AI yang serba bisa, di antaranya kemampuannya selalu bertambah sesuai dengan apa yang kita ajarkan, itu adalah sesuatu yang manusia sekali, budi pekerti, empati, belas kasih, itu yang sulit untuk ditiru AI," kata Damar dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (15/3/2025).

Damar, yang juga Co-Founder goodenoughparents.id, menjelaskan bahwa kemampuan anak akan berkembang seiring dengan nilai kehidupan yang ditanamkan oleh orang tuanya. Kondisi ini berbeda dengan AI yang hanya mampu belajar dari data yang dijiplak atau ditiru dari manusia.

Menurut Damar, sikap yang terbentuk melalui penanaman budi pekerti sejak dini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang berempati. Sementara itu, AI meskipun pintar, tidak akan mampu merasakan empati.

Meski begitu, Damar menilai bahwa dalam perkembangannya, baik anak maupun AI memiliki kesamaan, yakni menjadi seperti apa yang diajarkan oleh "pemilik" atau pembimbingnya.

"Jadi sebenarnya terserah kita mau bagaimana untuk bisa mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak. Salah satu cara untuk mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak adalah dengan menanamkan budi pekerti," ujarnya.

Damar menambahkan bahwa salah satu nilai budi pekerti yang penting untuk diajarkan kepada anak adalah menggunakan AI secara bertanggung jawab. Misalnya, tidak melakukan plagiarisme dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Dengan pembelajaran seperti itu, Damar berharap anak tidak mudah menyerah, malas berpikir, atau bergantung sepenuhnya pada AI.

"Jadi jangan sampai anak malas berpikir, nanti tanya AI saja, dibikinkan tugas sama AI saja. Budi pekerti itu mengajarkan salah satunya adalah tidak gampang menyerah, resiliensi, bertanggung jawab. Jadi sebenarnya AI ini, skill penggunaan AI perlu dikembangkan, tapi juga perlu skill pendamping, agar dia bisa menggunakan AI dengan lebih bijak," kata Damar. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan