"Tadi saya sama penyidik, saya juga kaget-kaget gitu loh. Gila juga, saya bilang gitu. Saya kok gak tahu itu, ya wajar karena kita di atas kan," ujar Ahok.
Ia juga menepis isu mengenai dugaan praktik pengoplosan bahan bakar, yang menurutnya akan langsung terdeteksi oleh konsumen jika benar terjadi.
"Fakta baru? Kalau pengoplosan saya kira penyidik gak pernah tanya itu. Kalau pengoplosan otomatis kendaraan-kendaraan akan protes dong. Kendaraan kita macet dong," jelasnya.
Meski demikian, Ahok mengisyaratkan bahwa ada hal lain yang lebih besar dalam kasus ini, yang belum bisa ia ungkapkan ke publik.
"Ini memang ada soal sesuatu yang saya gak bisa ngomong, nanti di sidang pasti penyidik akan kasih lihat," tambahnya.
Pernyataan Ahok ini justru menimbulkan pertanyaan di kalangan publik.
Sebagai mantan Komisaris Utama, banyak yang mempertanyakan mengapa ia tidak mengetahui dugaan korupsi yang terjadi di tubuh Pertamina.
Beberapa waktu lalu, Ahok pernah melontarkan ancaman kepada pihak-pihak yang menganggapnya sebagai macan ompong selama menjabat di perusahaan tersebut.
Menurutnya, semula ada pihak yang merasa takut kepadanya karena ia dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo. Namun, setelah bersikap keras, hubungan dengan Jokowi mulai merenggang.
"Begitu 7-8 bulan tidak menerima saya, saya sudah melihat direksi-direksi ini sudah mulai berani melawan saya, karena mereka sudah tahu bahwa saya tidak bisa menggantikan mereka," ungkap Ahok dalam kanal YouTube Narasi Newsroom.
Merasa tak lagi memiliki kekuatan penuh, ia kemudian mengambil langkah strategis dengan mengunci kebijakan penghematan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk tahun 2024.