FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Menunda haid sering menjadi solusi praktis bagi banyak orang yang ingin tetap nyaman selama liburan, acara penting, atau kegiatan yang membutuhkan mobilitas tinggi, seperti menghindari ketidaknyamanan fisik berupa nyeri atau ketidakpraktisan dalam situasi tertentu.
Namun, seberapa aman langkah ini dilakukan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Mengapa Menunda Haid?
Liburan atau momen penting sering kali membuat kita mencari cara agar tidak terganggu dengan siklus haid. Salah satu metode yang populer adalah penggunaan kontrasepsi hormonal.
Namun, penting untuk memahami cara kerja, risiko, dan efek sampingnya sebelum memutuskan penggunaannya.
Pilihan Metode untuk Menunda Haid
Berdasarkan informasi dari Medical News Today, penggunaan kontrasepsi hormonal bisa menjadi salah satu cara untuk menunda haid.
Namun, sebelum memutuskan untuk menggunakannya, sangat penting untuk memahami bagaimana metode ini bekerja, serta risiko dan efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Berbagai metode kontrasepsi hormonal dapat digunakan untuk menunda haid. Berikut ini beberapa opsi yang bisa dipertimbangkan:
- Norethindrone
Norethindrone adalah bentuk hormon progesteron yang dapat diresepkan oleh dokter. Obat ini bekerja dengan menstabilkan lapisan rahim, sehingga perdarahan menstruasi dapat ditunda.
• Cara Penggunaan: Diminum tiga kali sehari, dimulai 3–4 hari sebelum haid diperkirakan tiba. Setelah penggunaan dihentikan, haid biasanya muncul dalam 2–3 hari.
• Catatan Penting: Norethindrone bukan alat kontrasepsi, sehingga diperlukan metode tambahan seperti kondom untuk mencegah kehamilan.
• Efek Samping: Mual, sakit kepala, perubahan suasana hati, dan nyeri pada payudara.
- Pil Kontrasepsi Kombinasi
Pil ini mengandung estrogen dan progestin. Untuk menunda haid, pengguna dapat mengonsumsi dua kemasan pil aktif secara berturut-turut tanpa jeda.
• Jenis Pil:
-Pil Monofasik 21 Hari: Lewati jeda 7 hari tanpa pil dan langsung mulai kemasan baru.
-Pil Harian (ED): Hindari pil tidak aktif dan lanjutkan dengan pil aktif.
-Pil Fase (Phasic): Konsultasikan dengan dokter, karena kandungan hormonnya berbeda tiap fase.
• Efek Samping: Mual, muntah, diare, atau perdarahan di luar jadwal.
- Koyo Kontrasepsi
Koyo ini ditempelkan pada kulit dan melepaskan hormon secara bertahap selama tiga minggu. Biasanya, minggu keempat adalah minggu tanpa koyo untuk memungkinkan haid. Untuk menunda haid, pengguna dapat langsung mengganti koyo tanpa jeda.
- Cincin Kontrasepsi
Cincin fleksibel ini dimasukkan ke vagina selama tiga minggu, kemudian dilepas selama satu minggu untuk haid. Untuk menunda haid, cincin baru dapat dipasang langsung tanpa melewati minggu jeda.
Bagaimana dengan Metode Alami?
Beberapa orang percaya bahwa konsumsi cuka apel atau rempah-rempah dapat menunda haid. Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Sebaliknya, penggunaan menstrual cup atau produk serupa dapat membantu mengelola aliran menstruasi tanpa mengganggu siklus haid.
Amankah Menunda Haid?
Menunda haid dengan kontrasepsi hormonal umumnya aman dalam jangka pendek, tetapi setiap metode memiliki risiko efek samping yang perlu diperhatikan.
• Efek Samping Ringan: Sakit kepala, mual, perubahan suasana hati, dan nyeri pada payudara.
• Tanda Bahaya: Jika mengalami gejala serius seperti nyeri dada, sakit kepala parah dengan aura, kulit atau mata menguning, atau nyeri perut hebat, segera konsultasikan dengan dokter.
Konsultasi dengan Dokter
Sebelum memutuskan menunda haid, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan metode tersebut aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan kamu. Dokter akan memberikan rekomendasi terbaik berdasarkan riwayat kesehatan dan kebutuhan kamu. (Wahyuni/Fajar)