FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial Lukman Simanjuntak menyoroti anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi baru-baru ini.
Melalui pernyataannya di media sosial, ia mengusulkan sejumlah langkah untuk menormalkan kembali pergerakan IHSG.
Dikatakan Lukman, pemerintah perlu menghentikan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta program Mobil Bergengsi (MBG) dan mengalokasikan anggarannya untuk pendidikan gratis.
"Pengen IHSG normal ? Gampang. Stop IKN, Stop MBG, dan ganti dengan sekolah gratis," ujar Lukman di X @hipohan (20/3/2025).
Selain itu, ia juga menyarankan perombakan kabinet dengan mengganti menteri-menteri pada era Jokowi serta membubarkan Danantara.
"Ganti kabinet eks Moelyono, Bubarkan Danantara," cetusnya.
Tak hanya itu, ia juga mendesak pengusutan terhadap dugaan kasus yang menjerat Jokowi beserta kroni-kroninya.
"Usut Moelyono dan kroni-kroninya," Lukman menuturkan.
Langkah lain yang diusulkannya adalah mengganti pimpinan Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Jaksa Agung, serta memperkuat kembali kewenangan KPK.
"Ganti pentolan Polri, KPK, dan Jagung. Perkuat kembali KPK," terangnya.
Lukman juga menekankan perlunya revisi terhadap Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja (UU Cilaka) yang dianggap merugikan rakyat.
"Revisi UU Cilaka (Cipta Lapangan Kerja)," tandasnya.
Ia mendorong pemerintah untuk lebih mendekati masyarakat dan menjauhi oligarki guna memulihkan kepercayaan publik serta meningkatkan stabilitas pasar saham.
"Dekati rakyat, jauhi oligarki, dll," kuncinya.
Sebelumnya, IHSG terpaksa di-suspend akibat tekanan pasar yang tinggi, defisit APBN yang semakin membesar, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan masyarakat.
IHSG sempat dihentikan sementara (suspend) setelah mengalami penurunan signifikan, sementara defisit APBN terus membengkak akibat tingginya belanja negara dan menurunnya penerimaan pajak.
Di sisi lain, rupiah terus melemah dan mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir, menambah tekanan pada perekonomian nasional.
Dikutip dari Antara, trading halt diberlakukan agar perdagangan tidak semakin anjlok akibat kepanikan, sekaligus memberikan waktu bagi investor untuk mencerna situasi dan mengambil keputusan dengan lebih rasional.
Mekanisme trading halt bukan hanya diterapkan di Indonesia, tetapi juga di banyak bursa saham di dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Fungsinya sama, yaitu sebagai rem otomatis untuk menghindari jatuhnya indeks secara berlebihan dalam waktu singkat.
Sejarah menunjukkan bahwa pasar saham cenderung bereaksi secara emosional terhadap berita buruk, sehingga mekanisme ini membantu menenangkan situasi dan mencegah aksi jual yang lebih besar.
Dalam sistem perdagangan di Indonesia, trading halt dipicu oleh beberapa kondisi. Jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5 persen dalam satu sesi perdagangan, maka bursa akan menghentikan perdagangan selama 30 menit.
Jika setelah perdagangan dibuka kembali IHSG masih mengalami penurunan lebih dari 10 persen, maka perdagangan akan dihentikan kembali selama 30 menit.
Jika koreksi terus berlanjut hingga lebih dari 15 persen, maka perdagangan dapat dihentikan hingga akhir sesi atau bahkan diperpanjang ke hari berikutnya dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam kasus terbaru, IHSG mengalami koreksi lebih dari 6 persen dalam satu hari, yang langsung memicu mekanisme trading halt selama 30 menit.
(Muhsin/fajar)