Komunikasi Berkelas, Belajar Sisi Lain dari Kehebatan Surah Al-Fatihah

  • Bagikan

Maka, saat kita berdiskusi, awali dengan pujian yang tulus: "Saya sangat menghargai waktu dan pemikiran Anda dalam diskusi ini." Kalimat seperti ini membuka ruang bagi komunikasi yang sehat, di mana lawan bicara merasa dihormati dan lebih siap untuk mendengarkan.

Menempatkan Lawan Bicara dalam Peran Penting: Rabbul ‘Alamin

"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." Dalam komunikasi, ini berarti mengakui peran dan kontribusi lawan bicara. Manusia memiliki ego, dan ego yang dihargai akan lebih terbuka untuk berdialog. Dalam negosiasi bisnis, seorang pemimpin yang memahami pentingnya mengangkat kontribusi timnya akan lebih mudah mendapatkan dukungan dan kepercayaan.

Sebuah studi dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa pemimpin yang sering memberikan penghargaan verbal kepada timnya mampu meningkatkan produktivitas hingga 31%. Dalam komunikasi interpersonal, ketika seseorang merasa dianggap penting, dia lebih bersedia untuk mendengarkan, berdiskusi, dan mencari solusi bersama.

Jadi, dalam berbicara, tempatkan lawan bicara sebagai bagian dari solusi. Katakan, “Saya tahu bahwa Anda memiliki wawasan luar biasa dalam hal ini,” atau, “Saya ingin belajar dari pengalaman Anda.” Dengan begitu, komunikasi tidak menjadi perdebatan, melainkan pertukaran pemikiran yang saling memperkaya.

Mengutamakan Kasih Sayang: Ar-Rahman Ar-Rahim

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tidak menyerang, tidak merendahkan, tetapi merangkul. Kata-kata yang keras, meskipun benar, sering kali hanya memicu pertahanan diri lawan bicara. Sebaliknya, kata-kata yang lembut dapat membuka hati dan pikiran.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan
Exit mobile version