Gigin: Setelah Menyaksikan Kekejaman Tentara dan Polisi Terhadap Demonstran dan Tenaga Medis, Investor akan Makin Menjauh

  • Bagikan
Gigin Praginanto

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto menyoroti tindakan represif aparat kepolisian dan tentara dalam demo penolakan Undang-undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI).

Demonstrasi yang ricuh itu terjadi di Malang. Selain, demonstran, tim medis ikut menjadi korban dalam tindakan eksesif. Menurutnya, dengan peristiwa ini, investor akan semakin jauh. 

“Setelah menyaksikan kekejaman tentara dan polisi terhadap demonstran dan tenaga medis, investor akan makin menjauh,” kata Gigin dalam akun X pribadinya, dikutip, Selasa, (25/3/2025). 

Massa Aliansi Suara Rakyat (ASURO) dibubarkan petugas keamanan pada Minggu, 23 Maret 2025 malam.

Tim bantuan hukum LBH Pos Malang Wafdul Adif menyampaikan bahwa tim medis dan jurnalis juga jadi sasaran para aparat.

"Sejumlah massa aksi ditangkap, dipukul dan mendapatkan ancaman. Tim medis, pers dan pendamping hukum yang bersiaga juga mendapati pemukulan," ujar Wafdul.

Bahkan, sejumlah gawai massa aksi dan tim medis dirampas, begitu pula dengan alat kelengkapan medis. Massa juga mengalami kekerasan seksual dan ancaman pembunuhan verbal.

"Jumlah massa aksi yang tertangkap dan berhasil diidentifikasi identitasnya sekitar enam orang," tambahnya.

Belum lagi kata dia, pernyataan para petinggi Negara sering kali dianggap kurang beretika. “Apalagi dari mulut para petingginya kerap keluar kata-kata menjijikkan. Kasar dan tidak senonoh,” ujarnya. 

Diketahui, baru-baru ini Kepala Kantor Kepresidenan, Hasan Nasbi menuai kritikan keras ata responnya terhadap kiriman paket kepala babi dan bangkai tikus ke Kantor Redaksi Tempo. 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan