Dandhy Laksono: Represi terhadap Demonstran Cerminan Kembalinya Dwifungsi ABRI

  • Bagikan
Dandhy Laksono / Instagram

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Laksono, menyoroti tindakan represif aparat gabungan TNI-Polri terhadap aksi unjuk rasa menolak UU TNI di Malang.

Ia menilai bahwa keterlibatan militer dalam mengatasi demonstrasi sipil menunjukkan penerapan konsep Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU TNI.

“Ikut-ikutan ngurusi demo sipil ini di UU TNI disebut Operasi Militer Selain Perang (Pasal 7),” ujar Dandhy di X @Dandhy_Laksono (25/3/2025).

Dikatakan Dandhy, hal ini mencerminkan kembalinya praktik Dwifungsi ABRI, di mana militer tidak hanya bertugas menjaga pertahanan negara tetapi juga aktif dalam urusan sipil.

“Ini wajah Dwifungsi di lapangan,” tegasnya.

Dandhy juga memperingatkan bahwa tindakan semacam ini bukan hal baru dan berpotensi semakin sering terjadi.

Terutama terhadap masyarakat adat dan warga di daerah terpencil yang mempertahankan ruang hidup mereka dari ekspansi investasi dan kebijakan negara.

“Sudah lama terjadi dan akan makin sering menimpa warga di pelosok dan masyarakat adat yang membela ruang hidup mereka dari investor dan negara,” tandasnya.

Sebelumnya, aksi penolakan UU TNI masih berlanjut, salah satunya yang sedang berlangsung di depan kantor DPRD Kota Malang hingga berakhir ricuh dan membakar gedung, pada Minggu (23/3/2025) kemarin.

Ratusan massa aksi membakar gedung DPRD Kota Malang, yang bermula sekitar pukul 18.00 WIB ketika salah satu demonstran melempar bom motolov ke lantai dua bagian depan gedung.

Tidak lama, api kemudian menyebar hingga ke bagian bawah gedung dan semakin api berkobar tepatnya 18.25 WIB.

Massa lainnya yang juga sedang emosi, tidak henti melempar batu dan petasan ke arah gedung, terutama setelah tidak ada satupun anggota dewan yang turun menemui mereka

Aksi semakin anarkis ketika massa membakar kursi yang diambil dari pos keamanan gedung DPRD. Mereka juga melemparkan baru ke arah jendela, sehingga kaca seluruh gedung berakhir pecah.

"Ayo-ayo Malang membara, kita tolak dan kita bakar gedung DPRD Kota Malang," teriak salah satu massa aksi.

Melihat Api yang berkobar serta massa yang tidak terkendali, aparat kepolisian yang bekerjasama dengan TNI membubarkan maksa aksi, namun lagi-lagi berakhir dengan tindakan kekerasan hingga ke area zona medis

Aksi demonstrasi di Malang, berakhir dengan beberapa massa terluka, bahkan beberapa di bawa oleh tim aparat dalam kondisi butuh penanganan, transportasi motor juga di bawa oleh aparat kepolisian.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan