Dandhy Laksono: Serangan Buzzer ke Mahasiswa Mirip Pola Orde Baru

  • Bagikan
Sejumlah mahasiswa membawa poster saat aksi tolak revisi UU TNI. (Nur Chamim/Jawa Pos Radar Semarang)

FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Protes keras masih terus bermunculan di masyarakat dalam penolakan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI).

Penolakan keras yang dilakukan ini ditujukan untuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Salah satu gelombang penolakan besar terjadi di Surabaya Jawa Timur pada Senin (24/3/2025) yang dilakukan oleh para Mahasiswa.

Hal ini kemudian direspon oleh Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Laksono, menyoroti serangan buzzer terhadap mahasiswa yang aktif menyuarakan penolakan terhadap Undang-Undang TNI yang baru saja disahkan.

Melalui cuitan di akun media sosial X pribadinya, ia menyebut serangan ini merupakan bentuk upaya membungkam kritik yang disuarakan mahasiswa.

“Maksud buzzer ini mau membalas seruan "Kembalikan TNI ke Barak" (menolak Dwifungsi),” tulisnya dikutip Kamis (27/3/2025).

Dandhy menegaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam advokasi di luar kampus merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek Pengabdian Masyarakat.

Ia pun membandingkan situasi ini dengan kebijakan masa Orde Baru di bawah Soeharto.

“Tapi sialnya, mahasiswa advokasi di luar kampus itu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pengabdian Masyarakat,” sebutnya.

“Ide mengisolasi kampus dilakukan Soeharto lewat program NKK/BKK, 1978,” tuturnya.

(Erfyansyah/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan