FAJAR.CO.ID, BALI -- Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Saka yang dirayakan oleh umat Hindu, terutama di Bali.
Perayaan ini ditandai dengan suasana hening dan refleksi diri melalui empat pantangan utama yang dikenal sebagai Catur Brata Penyepian:
1.Amati Geni, yakni tidak menyalakan api atau cahaya, termasuk tidak menggunakan listrik.
2.Amati Karya, tidak melakukan aktivitas pekerjaan atau kegiatan fisik.
3.Amati Lelunganan, tidak bepergian atau meninggalkan rumah.
4.Amati Lelanguan, tidak menikmati hiburan atau kesenangan.
Tujuan dari pantangan ini adalah untuk mencapai pengendalian diri dan introspeksi demi keseimbangan hidup.
Bagi masyarakat umum dan wisatawan yang berada di Bali saat Nyepi, penting untuk menghormati tradisi dan aturan yang berlaku.
Berikut beberapa etika yang perlu diperhatikan:
1.Penerangan Terbatas
Selama Nyepi, umat Hindu tidak menyalakan lampu, termasuk saat malam hari. Wisatawan yang menginap di hotel disarankan untuk menyalakan lampu hanya di dalam kamar dan menutup tirai agar cahaya tidak terlihat dari luar.
2.Tidak Bepergian
Selama Nyepi, aktivitas di luar rumah dilarang, dan jalan-jalan menjadi sepi. Wisatawan diharapkan tetap berada di area akomodasi masing-masing dan tidak keluar ke jalan atau pantai.
3.Menghormati Upacara Adat
Sebelum Nyepi, terdapat berbagai upacara seperti Melasti dan pawai ogoh-ogoh. Jika ingin menyaksikan, gunakan pakaian sopan dan jangan mengganggu jalannya ritual.
Fotografi diperbolehkan, tetapi lakukan dengan hormat dan tidak menghalangi peserta upacara.