"Karena bertentangan dengan esensi puasa, orang puasa itu banyak beraktivitas, bukan banyak tidur, kalau orang tidur gak ada amalan sedangkan nabi mengajak orang banyak beramal, maka cukuplah itu dalil menjadikan apa yang disampaikan dianggap sebagai hadis palsu!," tutupnya.
(Besse Arma/Fajar)