Surga di Telapak Kaki Ibu, Kuncinya di Telapak Tangan Ayah

  • Bagikan
Oleh: Muliadi Saleh, Penulis, Pemikir, Penggerak Literasi dan Kebudayaan

Oleh: Muliadi Saleh, Direktur Eksekutif SPASIAL, Trainer Motivator

Di balik setiap napas yang kita hirup, ada sosok yang pernah menahan sakit demi kehidupan kita. Di balik setiap langkah yang kita tapaki, ada kaki yang dulu melangkah tanpa lelah untuk memastikan kita tetap berdiri. Mereka adalah orang tua—dua manusia yang namanya harus terpatri dalam hati, yang kasih sayangnya tak akan terganti oleh apa pun.

Namun, betapa seringnya kita lupa. Betapa seringnya kita sibuk mengejar dunia, sementara mereka yang dulu mendekap kita dalam kehangatan justru kita abaikan. Betapa seringnya kita menganggap kata-kata mereka sebagai beban, padahal di dalamnya ada lautan doa yang tak pernah kering.

Hari ini, kita mungkin masih memiliki mereka. Tapi sampai kapan? Jangan sampai kesadaran itu datang terlambat, saat yang tersisa hanya nisan dan doa yang tak lagi bisa mereka dengar.

Di dunia ini, tidak ada cinta yang lebih tulus, lebih dalam, dan lebih tak tergantikan selain cinta orang tua. Mereka adalah matahari yang tak pernah lelah bersinar, menerangi kehidupan anak-anaknya meski harus menghanguskan diri sendiri. Mereka adalah samudra yang luas, menampung semua keluh kesah tanpa pernah mengeluh balik.

Ibu, Samudra Cinta yang Tak Pernah Kering

Seorang ibu adalah bukti nyata dari keajaiban kasih sayang. Ia adalah manusia yang paling rela menukar seluruh kebahagiaannya demi anak-anaknya. Saat mengandung, tubuhnya melemah, energinya terkuras, tetapi di setiap gerakan kecil dari rahimnya, ada senyum yang tulus.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan