Etika Salat Idul Fitri

  • Bagikan
Ilustrasi Salat Idul Adha di Lapangan Karebosi (Foto: Istimewa)
  1. Melaksanakan Salat Idul Fitri

Salat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah di tanah lapang atau masjid, terdiri dari dua rakaat tanpa didahului adzan dan iqamah.

Dalam pelaksanaannya, terdapat tambahan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama setelah takbiratul ihram, dan lima kali pada rakaat kedua setelah takbir saat bangkit dari sujud. Setelah shalat, dilanjutkan dengan khutbah yang berisi nasihat dan ajakan untuk meningkatkan ketakwaan.

  1. Menempuh Rute Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Tempat Shalat

Disunnahkan untuk menempuh jalan yang berbeda antara saat pergi dan pulang dari tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan bertujuan untuk memperluas syiar Islam serta memberikan kesempatan lebih banyak untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan sesama Muslim.

  1. Mengajak Keluarga, Termasuk Wanita dan Anak-Anak

Rasulullah SAW menganjurkan seluruh umat Islam, termasuk wanita dan anak-anak, untuk menghadiri shalat Idul Fitri.

Bagi wanita, dianjurkan untuk keluar menuju tempat shalat tanpa tabarruj (menampakkan kecantikan) dan tanpa mengenakan wewangian. Kehadiran mereka diharapkan dapat menyemarakkan syiar Islam dan mempererat ukhuwah Islamiyah.

  1. Saling Memberikan Ucapan Selamat (Tahniah)

Hari raya Idul Fitri merupakan momen yang penuh kebahagiaan. Dianjurkan bagi umat Islam untuk saling memberikan ucapan selamat dan mendoakan kebaikan satu sama lain.

Tradisi ini telah ada sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabat, yang saling mengunjungi dan mendoakan kebaikan di hari raya.

(Besse Arma/Fajar

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan