"Jadi tidak berarti semua nanti hasil CPO itu efeknya di Amerika 36 persen, 32 persen tidak. Paling tinggi 10 persen semua. Komponen listrik itu, komponen mobil setelah dibeli naiknya luar biasa," tuturnya.
JK memprediksi bahwa lonjakan harga akibat tarif tersebut justru akan memaksa pelaku usaha di AS untuk melakukan efisiensi di berbagai lini bisnis mereka, termasuk dalam aspek pemasaran dan ketenagakerjaan.
"Tentu mereka tidak mau dagangannya habis, maka mungkin mereka, pasti mereka akan efisienkan. Pasti mereka mengurangi mungkin iklannya atau pegawainya, sehingga dia bisa hemat 5 persen," ucapnya.
"Karena Amerika yang mahal apa? logistik, toko, pasti diefisienkan. Supaya jangan kehilangan konsumen. Jadi ini bisa 5 persen dikurangi," tambahnya.
Terkait kekhawatiran akan menurunnya permintaan ekspor, JK menilai hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.
Ia yakin masyarakat AS tetap akan membeli kebutuhan dasar dari luar negeri.
"Karena tidak mungkin Amerika berhenti beli baju, tidak mungkin berhenti beli spare parts," tandasnya.
(Muhsin/fajar)