FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengapresiasi wawancara Presiden Prabowo Subianto. Bersama tujuh jurnalis senior.
“Jawaban-jawaban yang pak Prabowo sampaikan bagus, reflektif, jujur bahkan apa adanya,” kata Jansen dikutip dari unggahannya di X, Rabu (9/4/2025).
Menurutnya, dengan wawancara itu Prabowo bisa lebih dikenal. Pikiran-pikirannya, cita-citanya, termasuk apa yang akan dilakukan Prabowo untuk Indonesia kedepan telah diketahui.
“Selain membahas isu-isu terkini, karena wawancara ini mengalir dan durasinya panjang, kita juga jadi bisa lebih menyelami dan mengenali seorang Prabowo Subianto mulai dari kecil, hal-hal yang dialaminya termasuk kemudian mempengaruhinya,” ujarnya
Menurutnya, itu yang menjadi cikal bakal, “bibit”, mengapa Prabowo membuat suatu kebijakan atau program tertentu. Misal: mengapa beliau kukuh sekali soal memberi makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia, walau banyak yang tidak yakin dll.
“Di wawancara ini dijelaskan komplit latar belakangnya. Langsung dari sudut orang pertama,” ucapnya.
Di wawancara itu, disebutkan bahwa pemerintahan Prabowo akan membenahi kembali hal-hal dasar dan mendasar, “back to basic”. Bukan bermain di hal-hal monumental, jadi akan memperbaiki kembali yang prinsip-prinsip seperti pangan kita harus mandiri, energi, air, pendidikan, sekolah, koperasi dll.
“Saking jujurnya, bahkan untuk dirinya sendiri dan pemerintahannya — untuk saat ini — pak Prabowo baru memberi nilai 6,” imbuhnya.
Hal tersebut, dinilainya menunjukkan bahwa Prabowo sadar masih banyak kekurangan di pemerintahan. Termasuk saat Prabowo mengatakan tahun ke 4 nanti jika merasa pemerintahannya tidak berhasil, maka tidak akan maju lagi.
“Hal sama yang beliau juga sampaikan ketika menutup Kongres Demokrat bulan Februari lalu. Jadi ini sudah penekanan untuk ke 2 kalinya, minimal yang saya dengar langsung,” kata Jansen.
Di sisi lain, soal UU TNI hanya soal usia. Kalau dwifungsi tidak ada. Alasan usia diperpanjang, karena 1 tahun sekali harus ganti pimpinan TNI, karena Jenderal-Jenderal cepat sekali pensiun.
“Padahal masih produktif dan melahirkan mereka tidak mudah. Mana ada organisasi bagus jika pimpinannya cepat sekali terus ganti-ganti. Lebih kurang begitu jawabannya dan maknanya,” imbuhnya.
Karenanya, ia menyarankan untuk menonton wawancaranya tersebut. Agar tahu pikiran dan arah kebijakan pak Prabowo 5 tahun kedepan.
“Termasuk apa yang beliau katakan kepada para “9 Naga” ketika dipanggil ke istana beberapa waktu lalu juga beliau sampaikan diwawancara ini,” bebernya.
Tidak hanya itu, ia juga mengapresiasi jawaban Prabowo ketika ditanya kenapa koruptor Thaksin ikut masuk Danantara.
Di situ, Prabowo menjawab karena dia itu menang pemilu berkali-kali di Thailand.
“Dia itu digulingkan dan di kudeta, setelah itu diperkarakan, kamu tahu lah ini politik. Sama dengan Anwar Ibrahim di Malaysia, dia penjara berkali-kali juga, you now lah itu, masak saya harus masuk ke urusan politik dalam negeri mereka kan. Sama dengan saya yang juga dituduh macam-macam, mau bunuh pak Harto lah, pak Habibie dll,” jelasnya.
Jansen menilai, para jurnalis yang lakukan wawancara dengan Prabowo, pelan-pelan terkagum-kagum dengan jawaban-jawaban Prabowo. Bahkan sudah 3 jam pun mereka masih terus ingin tambah.
“Nagih sebenarnya mendengar ucapan dan jawaban-jawaban pak Prabowo ini di wawancara ini. Karena saking mengalir dan enaknya tidak terasa 3 jam berakhir. Karena beliau menjawabnya bergaya “story telling”. Enak sekali,” akunya.
Soal perbedaan pandangan melihat wawancara tersebut, menurutnya sah-sah saja. Namun menurutnya, itu merupakan wawancara terkomplit Prabowo.
“Jadi mari ditonton teman-teman semua. Dan silahkan berikan penilaian sendiri,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)