Umar Hasibuan Kritik Luhut soal Rupiah Melemah: Kau Banyak Duit, Maka Sesukamu Ngomong

  • Bagikan
Luhut Binsar Pandjaitan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, soal pelemahan nilai tukar rupiah yang disebut masih dalam batas normal menuai kritik dari kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Umar Hasibuan.

Umar meluapkan kekesalan atas pernyataan tersebut yang dinilai tidak peka terhadap kondisi masyarakat.

“Kau banyak duit maka sesukamu ngomong gini," ujar Umar di X @UmarHasibuan__ (10/4/2025).

Umar blak-blakan mengungkapkan keheranannya melihat Luhut yang terkesan tidak pernah menyadari bahwa setiap omongannya membuat publik geram.

"Heran kenapa ya manusia ini kalau ngomong gak mikir apa orang marah atau tersinggung,” tandasnya.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi isu pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat menembus angka Rp17.000 per dolar Amerika Serikat.

Ia menilai kondisi tersebut masih tergolong dalam batas yang wajar.

“Dengan tadi rupiah yang kita diduga takut lebih dari Rp 17 ribu, sebenarnya ini juga masih dalam batas-batas yang normal sehingga itu juga bisa menjadi bagian penyerapan daripada tarif yang dibebankan oleh pemerintah Amerika,” ujar Luhut dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden RI yang digelar di Menara Mandiri, Rabu (9/4/2025).

Berdasarkan laporan Reuters pada Selasa (8/4), nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp16.836 per dolar AS pada pukul 18.49 WIB, mengalami kenaikan sebesar 276,52 poin atau sekitar 1,67 persen.

Belum lama ini, rupiah sempat jatuh hingga menyentuh angka Rp17.217 per USD pada Senin pagi (7/4/2025).

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah sebenarnya masih dalam kategori stabil meskipun sempat menembus angka psikologis Rp17.000.

"Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan tetapi kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang, pelemahannya itu sampai 50 persen, demikian pula beberapa negara lain," katanya.

Airlangga juga mengungkap bahwa kondisi pelemahan nilai tukar ini menjadi perhatian global, termasuk dari pemerintah Amerika Serikat yang menyoroti adanya potensi manipulasi nilai tukar atau currency manipulation di sejumlah negara.

Situasi pelemahan rupiah saat ini dipengaruhi oleh dinamika global, termasuk kebijakan tarif impor dari AS yang turut memicu tekanan terhadap mata uang negara-negara berkembang.

(Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan