90 Hari Kritis, Anthony Budiawan: Indonesia Bisa Jadi Pemenang atau Pecundang

  • Bagikan
Ilustrasi posisi Indonesia di tengah perang dagang (Foto: Ahmad Azhar Azimy)

"Sebagai informasi, total penjualan Walmart Amerika sekitar 450 miliar dolar AS, tahun lalu. Selain itu, India juga menjadi pemasok penting bagi Amazon, kompetitor Walmart," Anthony menuturkan.

"Amazon memperkirakan, impor dari India bisa mencapai 20 miliar dolar AS pada 2025. Dengan adanya disrupsi perang tarif AS- China, kemungkinan besar perkiraan ini akan terlampaui," sambung dia.

Selain India, lanjut Anthony, Vietnam juga mempunyai posisi cukup strategis di pasar Amerika. Total ekspor Vietnam ke Amerika sekitar 150 miliar dolar AS pada 2024.

"Sedangkan Indonesia hanya 38,3 miliar dolar AS. Impor barang elektronik seperti smartphone (iphone, samsung) sangat mungkin sekali beralih ke Vietnam (dan India)," jelasnya.

Dituturkan Anthony, jika skenario tersebut terjadi, tidak sulit bagi India dan Vietnam menampung sebagian besar ekspor AS ke China yang hanya 200 miliar dolar AS.

"Di lain sisi, setiap negara di dunia harus waspada mendapat pengalihan produk tidak bertuan yang sedang mencari pasar baru, dari China sekitar 460 miliar dolar AS dan dari Amerika sekitar 200 miliar dolar AS," Anthony menjelaskan lebih jauh.

Anthony bilang, Indonesia bisa menjadi sasaran empuk, khususnya bagi produk China seperti consumer goods, karena Indonesia mempunyai pasar sangat besar, dengan nilai PDB lebih dari 1,3 triliun dolar AS.

"90 hari ke depan merupakan masa kritis, dapat menjadi penentu nasib masa depan kita, apakah akan menjadi pemenang atau pecundang," kuncinya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan