Ashabul Kahfi Naik Jadi Bappilu, Husniah Talenrang Berpeluang Jadi Ketua PAN Sulsel

  • Bagikan
Ashabul Kahfi dan Husniah Talenrang

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, secara resmi mengumumkan struktur lengkap kepengurusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PAN dalam acara halal bihalal yang digelar di Kantor DPP PAN pada Minggu (20/4/2025).

Struktur ini merupakan susunan kepengurusan penuh di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan setelah ia kembali terpilih sebagai ketua umum melalui Kongres PAN yang berlangsung pada Agustus 2024 lalu.

“Ini sudah diumumkan pengurus yang kemarin, tetapi ini saya ulang saja, karena kemarin baru secara umum sekarang mulai agak dibagi,” ujar Zulhas.

Zulkifli Hasan menyatakan bahwa penyusunan struktur kepengurusan dilakukan dengan prinsip efisiensi demi mencapai tujuan utama partai, yakni memenangkan pemilu.

“Kita bikin ringkas saja, ringkas, itu tujuannya pemenangan pemilu, itu yang paling penting,” tegasnya.

Dalam struktur terbaru ini, Zulkifli Hasan kembali menduduki posisi Ketua Umum.

Ia didampingi oleh sembilan Wakil Ketua Umum, yaitu Viva Yoga Mauladi, Yandri Susanto, Zita Anjani, Eddy Soeparno, Saleh Daulay, Nazaruddin Dek Gam, Sakti Wahyu Trenggono, dan Priyo Budi Santoso.

Posisi Sekretaris Jenderal dipercayakan kepada Eko Hendro Purnomo atau lebih dikenal sebagai Eko Patrio, sementara jabatan Bendahara Umum dipegang oleh Pangeran Khairul Saleh.

Untuk urusan pemenangan pemilu di wilayah-wilayah strategis, PAN menunjuk beberapa tokoh kunci.

Yandri Susanto untuk wilayah Banten, Papua, dan Maluku. Bima Arya Sugiarto bertanggung jawab atas wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.

Sementara itu, Sakti Wahyu Trenggono memegang wilayah Jawa Tengah. Dudy Purwagandhi juga ditugaskan di Banten, Papua, dan Maluku.

Adapun Ashabul Kahfi mengurusi wilayah Sulawesi, sedangkan Budi Santoso diberi amanah untuk wilayah DKI Jakarta, Sumatera, dan Yogyakarta.

Pada bidang pengawasan dan penegakan disiplin, posisi Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai ditempati oleh Putri Zulkifli Hasan dengan Irvan sebagai Wakil Ketua.

Sementara itu, Zita Anjani dipercaya memimpin Badan Strategis dan Komunikasi Partai.

Untuk pembinaan organisasi dan keanggotaan, Viva Yoga Mauladi duduk sebagai ketua, didampingi Teddy Kurniawan sebagai wakilnya.

Badan Pencalegan dipimpin oleh Desy Ratnasari, sedangkan Badan Advokasi dikomandani oleh Sarifuddin Sudding dan Endang Agustina sebagai wakilnya.

Pada sektor pemberdayaan perempuan dan anak, PAN mempercayakan kepemimpinan kepada Lula Kamal, dengan Nisya Ahmad sebagai wakilnya. Sementara itu, Badan Saksi Nasional diketuai oleh Erwin Izharuddin.

Saleh Daulay juga memimpin Badan Pengkaderan dan Amanat Academy, didampingi oleh Arizal Tom Liwafa. Badan Sosial dikepalai oleh H Bakri, dibantu Farah Putri Nahlia di posisi wakil.

Dalam urusan pendidikan, Dewi Coryati memimpin Badan Pendidikan Nasional. Intan Fauzi dipercaya memimpin Badan Pemberdayaan Bantu Desa, dengan Herry Dermawan sebagai wakil ketua.

Bidang luar negeri dikelola oleh Eddy Soeparno sebagai ketua dan Surya Utama (Uya Kuya) sebagai wakilnya. Slamet Ariyadi menjadi ketua Badan Sayap Partai, sementara pengembangan seni dan budaya dipimpin oleh Sigit Purnomo atau Pasha Ungu.

Verrel Bramasta menjabat sebagai Ketua Badan Kepemudaan dan Olahraga, dan Abdul Hakim Bafagih sebagai wakil. Didik J. Rachbini mengambil peran sebagai Ketua Badan Instruktur Nasional.

Badan Tenaga Kerja dipimpin oleh Muazzim Akbar, dan Priyo Budi Santoso kembali dipercaya sebagai Ketua Badan Hubungan Antar Lembaga.

Di samping itu, terdapat dua nama dari kalangan militer purnawirawan, yakni Brigjen TNI (Purn) Simon Petrus Kamlasi dan Mayjen TNI (Purn) Sudibyo yang turut memperkuat barisan struktur PAN.

Dengan struktur yang lebih ringkas dan strategis ini, PAN menunjukkan keseriusannya dalam menatap kontestasi politik ke depan, khususnya menghadapi Pemilu 2029.

Untuk diketahui, Musyawarah Daerah (Musda) PAN Sulawesi Selatan dipastikan akan digelar dalam waktu dekat.

Gelaran ini menjadi momen penting dalam menentukan arah kepemimpinan PAN Sulsel ke depan.

Setelah Ashabul Kahfi secara resmi diangkat sebagai Ketu Bapilu PAN wilayah Sulsel, peta persaingan untuk kursi Ketua DPW PAN Sulsel semakin mengerucut.

Kini, hanya tersisa dua nama yang digadang-gadang akan bertarung memperebutkan posisi strategis tersebut: Husniah Talenrang dan Chaidir Syam.

Keduanya dikenal sebagai kader potensial yang memiliki rekam jejak politik cukup kuat di tingkat daerah.

Husniah Talenrang saat ini merupakan Bupati Gowa, sementara Chaidir Syam sebagai Bupati Maros juga cukup sukses membawa PAN berjaya di daerahnya.

Situasi ini diprediksi akan memanaskan dinamika Musda, mengingat kedua tokoh tersebut memiliki kekuatan dan loyalis masing-masing.

Sejumlah pihak menilai, siapa pun yang terpilih nantinya, akan menjadi kunci konsolidasi partai menjelang Pemilu 2029 mendatang.

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Risal Pauzi mengatakan, menjemput 2029 mestinya memang Partai politik harus melakukan regenerasi kelembagaan.

Dikatakan Risal, berdasarkan hasil risetnya, konflik di internal partai pada level bawah menjadi penyebab menurunnya elektabilitas dan mesin Partai.

"Jadi, itu yang membuat sistem Partai sekarang beda-beda, lebih sederhana dalam pemilihannya. Salah satunya, evaluasi kinerja, capaian dalam pemilu. Kalau Partai salah satu yang paling diukur adalah perolehan suara Pileg," ujar Risal kepada fajar.co.id, Selasa (28/1/2025).

Kata Risal, hal yang sama berlaku pada PAN. Perlu melakukan regenerasi kepemimpinan.

"Kita melihat sekarang di DPRD Sulsel tidak ada lagi pimpinan dari PAN. Kalau dulu waktu pak Kahfi di periode pertama kan Wakil Ketua. Sekarang tidak lagi menjadi pimpinan," sebutnya.

Melihat catatan tersebut, Risal menuturkan bahwa PAN tidak lagi masuk ke dalam jajaran lima Partai pemenang di Sulsel.

"Menurut saya itu menjadi acuan perlunya regenerasi kepemimpinan," ucapnya.

Lanjut Risal, mengenai figur pengganti Kahfi, PAN harus melihat beberapa sosok yang betul-betul dianggap bisa menjadi penerus.

"Apalagi pak Kahfi sudah di DPR RI, pernah menjabat ketua komisi, tentu regenerasi di wilayah perlu diberi kesempatan. Ini diberi kesempatan kepada kader-kader PAN yang menang di Pilkada," imbuhnya.

Beberapa figur yang menang di Pilkada itu yang dimaksud Risal, seperti Chaidir Syam di Maros dan Husniah Talenrang di Gowa.

"Menurut saya yang lumayan dan kekaderannya bagus yah tentu ketua-ketua DPD I, DPD II yang menjadi kepala daerah. Jadi bisa misalnya ada Haidir Syam di Maros, kemudian Husnia Talenrang," tambahnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan