FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang protes muncul dari kalangan sopir truk kontainer yang tergabung dalam Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI).
Mereka mendesak agar Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Direktur Utama New Priok Container Terminal One (NPCT1), serta Direktur Utama Multi Terminal Indonesia (MTI) segera dicopot dari jabatannya.
Aksi unjuk rasa ini digelar dalam bentuk long march dari sekretariat FBTPI menuju Gelanggang Remaja Jakarta Utara, Ahad, 20 April 2025.
Mereka menyuarakan tuntutan tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap kemacetan panjang yang terjadi selama beberapa hari terakhir di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
“Kami mendesak pemecatan Direktur Utama Pelindo, Direktur Utama NPCT1, dan Direktur Utama MTI. Karena ketiga perusahaan itu yang kemudian menjadi salah satu penyebab kemacetan yang ada di Tanjung Priok,” ujar Sekretaris Jenderal FBTPI, Muhammad Arira Fitra dikutip dari tempo.co (21/4/2025).
Menurut Arira, Pelindo dan dua anak perusahaannya dianggap tidak serius menangani persoalan kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat yang meningkat.
Ia menyebut sistem yang digunakan kerap mengalami kendala serta minimnya alat operasional di lapangan. Gate MTI, yang digunakan sebagai common gate, juga dikritik karena dianggap tidak efektif.
“Jika Gate MTI dibongkar, kantong-kantong parkir kendaraan akan lebih luas,” tambah Arira.
Ia menuturkan, para sopir mengalami kerugian hingga ratusan ribu rupiah per orang karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk konsumsi dan bahan bakar selama terjebak macet.
“Karena kemacetan mereka harus membeli makanan tambahan, minuman tambahan, mereka harus membeli solar,” jelasnya.
Ketua Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI), Nuratmo, turut menyampaikan keluhan yang senada.
Ia menyalahkan kegiatan bongkar muat tiga kapal secara bersamaan di dermaga NPCT1.
“Langsung tiga kapal. Ini, kan, keserakahan mereka, yang akhirnya berdampak kepada kami sebagai sopir,” katanya.
Situasi kemacetan di Tanjung Priok sempat viral di media sosial, termasuk akun Instagram resmi @pelindo_tanjungpriok yang turut membagikan suasana antrean truk yang mengular.
Petugas pun tampak turun tangan dengan membagikan makanan dan minuman kepada para sopir yang terjebak.
Menanggapi hal tersebut, Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kemacetan yang terjadi. Ia menyebut lonjakan aktivitas bongkar muat menjadi penyebab utama.
“Permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi. Kemacetan panjang hari ini akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok,” ucap Adi dalam keterangan tertulisnya.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan volume truk masuk ke terminal NPCT1 mencapai dua kali lipat dari biasanya.
Jika pada hari-hari normal hanya sekitar 2.500 unit, maka pada puncak kemacetan tercatat lebih dari 4.000 truk masuk ke terminal.
(Muhsin/fajar)