Relawan Laporkan 4 Orang Terkait Ijazah Palsu Jokowi, Komisaris PT Pelni: Nyusul Said Didu

  • Bagikan
Dede Budhyarto

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pernyataan tajam kembali datang dari Kristia Budhyarto atau yang akrab disapa Dede, Komisaris Independen PT Pelni.

Ia menanggapi aksi relawan Jokowi yang melaporkan empat tokoh ke kepolisian atas dugaan penyebaran isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo.

Dede menyinggung nama mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu yang selama ini vokal mengkritik Jokowi.

“Nyusul SD alias Said Didu," kata Dede di X @kangdede78 (24/4/2025).

Sebelumnya, sejumlah relawan Jokowi secara resmi melaporkan empat tokoh publik, di antaranya Roy Suryo, Dokter Tifa, Rismon Sianipar, dan Rizal Fadillah ke pihak berwajib karena dianggap menyebarkan informasi tidak benar terkait keabsahan ijazah Jokowi.

Sebelumnya, Rismon Sianipar menegaskan bahwa analisis yang ia lakukan terhadap dokumen ijazah Presiden Jokowi bukanlah tindakan yang bermuatan politis maupun berniat buruk.

"Kita tidak ada unsur kebencian, mencemarkan nama baik seseorang. Ini murni kita tempatkan sains, gak usah digeser-geser ke partai politik. Ini justru memperkaya khazanah ilmiah publik kita," kata Rismon.

Ia mengaku, niat awal melakukan analisis murni berangkat dari rasa penasaran sebagai seorang ilmuwan.

"Saat saya membuat analisa terkait ijazah maupun skripsi Pak Jokowi, memang tidak ada maksud apapun. Kecuali memang saya seorang saintis yang meragukan segala sesuatu. Tapi akhirnya viral. Itu urusan nanti gitu loh," jelasnya.

Rismon menambahkan bahwa ia telah menyampaikan semua temuan dan pemahamannya sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

"Saya sudah mengungkapkan apa yang saya pahami, geluti, analisa. Kalau dipahami sebagai buzzer, saya kira nanti saja. Setelah analisa ini saya kembali ke alam saya. No partai politik, tidak berharap apapun, saya ingin kembali menjadi penulis dan programmer," tegasnya.

Ia juga sempat mengomentari kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka mencari klarifikasi atas dokumen yang menjadi sorotan.

Menurut Rismon, pihak kampus tidak memberikan cukup bukti yang bisa memperkuat keabsahan ijazah yang dipersoalkan.

"Para Wakil Rektor, pejabat lainnya tidak menyajikan bukti apapun selain ijazah Jokowi dan rekannya. UGM itu kan dikenal super ketat, bukan hanya hal akademik tapi hal administratif," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan