Prabowo Ungkit saat Dirinya Dipecat Habibie dan Tetap Tunduk, Fahri Hamzah: Kisah Loyalitas yang Mengharukan

  • Bagikan
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Indonesia, Fahri Hamzah, mengungkapkan sisi emosional dalam hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dengan almarhum Presiden B.J. Habibie.

Fahri menyebut bahwa jika Habibie masih hidup, beliau pasti akan tersentuh melihat momen yang melibatkan Prabowo.

"Seandainya pak Habibie masih hidup, beliau pasti akan sangat terharu menonton video ini," ujar Fahri di X @Fahrihamzah (24/4/2025).

Ia mengenang bahwa Prabowo merupakan salah satu rekan diskusi paling dekat Habibie, terutama ketika berdebat dalam bahasa asing.

Meski keduanya memiliki pandangan kuat, namun rasa saling hormat tetap terjaga.

"Karena pak Prabowo adalah kawan debat terdekat beliau kalau berdebat dalam bahasa asing," lanjutnya.

Fahri bilang, keputusan besar yang pernah diambil Habibie kala itu juga mendapatkan penghormatan tinggi dari Prabowo.

"Tapi beliau mengambil tindakan yang dihormati oleh pak Prabowo," tandasnya.

Fahri menilai, kisah tersebut mencerminkan loyalitas yang mendalam dan menyentuh antara dua tokoh bangsa.

"Ini kisah loyalitas yang mengharukan," kuncinya.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto membagikan kisahnya mengenai peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mendukung supremasi sipil di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan saat mengundang sejumlah pimpinan media nasional ke kediamannya belum lama ini.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menegaskan bahwa dorongan agar militer tunduk pada pemerintahan sipil justru berasal dari kalangan internal TNI sendiri.

"Yang bawa TNI ke Barat itu siapa? Pemimpin-pemimpin TNI sendiri," ungkap Prabowo.

Ia menyebut sejumlah tokoh yang turut mendorong transformasi TNI ke arah yang lebih demokratis, termasuk dirinya.

"Kita sadar waktu itu, Pak Wiranto, Pak Yudhoyono, Agusliadi Kusuma, termasuk saya. Saya yang dorong, pertama yang mengatakan sipil itu supremasi sipil," katanya.

Prabowo juga menekankan bahwa dirinya selalu menjunjung tinggi prinsip tersebut.

"Saya tunduk dan saya buktikan bahwa saya tunduk kepada pemimpin sipil," tegasnya.

Ia bahkan mengingatkan bahwa dirinya menerima keputusan Presiden B.J. Habibie saat diberhentikan dari jabatan, tanpa perlawanan, meski saat itu ia memegang komando pasukan terbesar.

"Saya diberhentikan oleh Pak Habibie, siap. Padahal saya pegang pasukan terbanyak," tuturnya.

Lebih lanjut, Prabowo mengkritik narasi negatif yang kerap diarahkan kepada institusi TNI, dan menilai masyarakat seharusnya lebih objektif.

"Jadi jangan salah, jangan selalu pakai narasi yang (miring), menurut saya itu objektif rakyat," ucapnya.

Ia kemudian menyinggung peran besar TNI dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas negara, termasuk saat menghadapi situasi genting di Aceh.

"Masih percaya TNI? Kalau ada ribuan rakyat waktu di Aceh, siapa yang angkat, siapa yang jaga republik ini," pungkasnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan