Rangkaian Acara Pada Hari Raya Galungan

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, BALI-- Hari Raya Galungan 25 September 2024 ditetapkan sebagai hari libur di Provinsi Bali.

Hal tersebut diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024.

Namun perlu diingat bahwa Hari Raya Galungan tidak termasuk dalam hari libur nasional sesuai SKB 3 Menteri.

Dalam perayaan ini, umat Hindu melakukan berbagai upacara dan persembahyangan sebagai wujud syukur dan pengingat pentingnya menjaga keseimbangan antara dharma dan adharma dalam kehidupan sehari-hari.

Perayaan Galungan telah ada sejak lama dan dirayakan secara meriah oleh umat Hindu di seluruh Indonesia, khususnya di Bali.

Sejak saat itu Galungan menjadi salah satu hari raya terpenting dalam kalender agama Hindu.

Perbedaan Galungan dan Kuningan
Galungan dan Kuningan adalah dua hari raya penting dalam agama Hindu yang memiliki makna dan ritual yang berbeda.

Galungan menandai kemenangan dharma atas adharma, sedangkan Kuningan lebih berfokus pada memohon perlindungan dan keselamatan dari para dewa dan leluhur.

Berikut rangkaian Hari Raya Galungan:

  1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga adalah hari pertama dalam rangkaian perayaan Galungan, yang jatuh 25 hari sebelumnya.

Pada hari ini, umat Hindu menghaturkan sesaji kepada tumbuh-tumbuhan sebagai wujud cinta kasih dan rasa syukur terhadap alam.

Umat memohon kepada Sang Hyang Sangkara, Dewa Kemakmuran, agar tanaman-tanaman dapat tumbuh subur dan memberikan hasil yang baik.

  1. Sugihan Jawa

Sugihan Jawa dirayakan enam hari sebelum Galungan dan memiliki makna pembersihan lingkungan luar (Bhuana Agung).

Pada hari ini, umat Hindu melaksanakan upacara pembersihan untuk menetralkan segala hal negatif di sekitar mereka, seperti di rumah dan tempat ibadah.

  1. Sugihan Bali

Sehari setelah Sugihan Jawa, umat Hindu merayakan Sugihan Bali yang berfokus pada penyucian diri sendiri (Bhuana Alit).

Ritualnya meliputi mandi dan memohon air suci dari sulinggih untuk membersihkan jiwa dan raga sebagai persiapan menyambut Galungan.

  1. Hari Penyekeban

Hari Penyekeban jatuh pada tiga hari sebelum Galungan. Penyekeban berarti mengekang, yang mengajarkan umat Hindu untuk menahan diri dari godaan yang dapat mengganggu persiapan batin menuju Galungan.

  1. Hari Penyajan

Penyajan, dirayakan dua hari sebelum Galungan, memiliki makna keseriusan dalam mempersiapkan diri menghadapi Galungan.

Umat Hindu pada hari ini diuji oleh godaan Sang Bhuta Dungulan, simbol kejahatan, untuk melihat sejauh mana mereka mampu menahan diri dan tetap berpegang pada dharma.

  1. Hari Penampahan

Sehari sebelum Galungan, umat Hindu melakukan berbagai persiapan, seperti membuat penjor (hiasan bambu) dan menyembelih babi sebagai simbol menyingkirkan sifat-sifat kebinatangan dalam diri.

Penampahan juga menjadi saat di mana umat menghormati leluhur yang 'menyambangi' mereka.

  1. Hari Raya Galungan

Pada hari Galungan, umat Hindu melakukan persembahyangan di rumah dan pura sekitar, memohon perlindungan serta berkah dari Sang Hyang Widhi.

Tradisi pulang kampung juga umum dilakukan pada hari ini, di mana umat kembali ke kampung halaman untuk bersembahyang bersama keluarga.

  1. Hari Umanis Galungan

Hari Umanis Galungan dirayakan sehari setelah Galungan, di mana umat Hindu melaksanakan Dharma Santi, saling mengunjungi keluarga dan tetangga, serta melanjutkan persembahyangan.

Anak-anak biasanya menggelar tradisi Ngelawang, menarikan barong dari rumah ke rumah untuk membawa berkah.

  1. Hari Pemaridan Guru

Hari Pemaridan Guru jatuh pada Sabtu Pon wuku Galungan. Pada hari ini, umat Hindu memohon berkah dan tuntunan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar selalu diberi kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.

  1. Ulihan

Ulihan dirayakan pada Minggu Wage wuku Kuningan, yang menandai kembalinya para leluhur ke kahyangan setelah memberikan berkah selama perayaan Galungan. Umat Hindu melakukan persembahyangan sebagai ungkapan syukur.

  1. Hari Pemacekan Agung

Hari Pemacekan Agung merupakan simbol keteguhan iman umat Hindu, dirayakan pada Senin Kliwon wuku Kuningan.

Umat Hindu diingatkan untuk tetap teguh dalam menghadapi godaan yang mungkin datang setelah Galungan.

  1. Hari Kuningan

Hari Kuningan dirayakan sepuluh hari setelah Galungan, pada Sabtu Kliwon wuku Kuningan.

Umat Hindu menghaturkan sesaji khusus dan melakukan persembahyangan sebelum tengah hari, mengingat pada waktu tersebut para dewa kembali ke kahyangan.

  1. Hari Pegat Wakan

Hari Pegat Wakan adalah penutup rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan, jatuh pada Rabu Kliwon wuku Pahang.

Pada hari ini, umat Hindu mencabut penjor yang telah dipasang, membakarnya, dan menanam abunya di pekarangan rumah sebagai simbol penutupan perayaan.

(Besse Arma/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan