FAJAR.CO.ID, JAKARTA —Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya, Heru Subagia, melayangkan kekecewaan terhadap Ganjar Pranowo yang dinilai tak bersikap dalam polemik keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi.
Heru menilai Ganjar yang merupakan sesama alumni dan mantan Ketua Umum Kagama dua periode seharusnya lebih peduli dalam menyikapi keresahan masyarakat.
“Pak Ganjar tidak merespon secara positif kita selaku anggota Kagama, tentunya pak Ganjar selaku Kagama dan juga dua periode menjadi Ketua Kagama, menurut saya, secara pribadi silakan pak Ganjar tidak berkomentar. Komentarnya justru memberikan solusi yang menurut saya pada saat ini benar, masyarakat membutuhkan hal yang berkaitan dengan urgensi,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Sabtu (26/4/2025).
Ia menyebut bahwa sikap Ganjar yang tak tegas menunjukkan kekecewaan tersendiri bagi para alumni yang ingin transparansi.
"Berkaitan dengan pak Ganjar sebagai alumni dan mantan ketua Kagama, ini yang sebenarnya kita titik beratnya cukup kecewa. Yang kita inginkan, sebagai alumni, harus peduli, memberikan dukungan, tentunya bertanggungjawab penuh terhadap yang berkaitan dengan UGM dan alumni,” katanya.
Heru menegaskan bahwa alumni seharusnya mendorong sikap produktif untuk menyelesaikan polemik ini.
"Sekaligus memberikan upaya produktif, mengarahkan semua pihak bersikap, bukan tidak bersikap. Kalau kita cermati dari video-video yang beredar di Medsos, pak Ganjar dalam tanda kutip sebenarnya dari apa yang kita harapkan (tidak sesuai),” tambahnya.
Ia menyampaikan bahwa gerakan Kagama Cirebon sudah jelas dan tidak dilandasi halusinasi, melainkan fakta yang butuh klarifikasi.
"Maksud dan tujuan kami dari Kagama Cirebon sudah jelas, polemik ijazah Jokowi nyata-nyata, bukan hanya sekadar halusinasi namun silakan pak Ganjar atau yang tidak setuju dengan ajakan saya cek bagaimana UGM dan alumni saat ini sedang viral berkaitan dengan polemik ijazah Jokowi,” Heru menuturkan.
Namun, kata Heru, respons yang muncul justru semakin memperkeruh suasana.
“Sayangnya cerita tentang ini justru kontraproduktif, melahirkan distorsi, tekanan negatif terhadap UGM dan alumni. Ini yang menjadi kekhawatiran dan pikiran kepada kita sebagai alumni bahwa distorsi tersebut harus dihentikan,” tegasnya.
Ia pun menyoroti pernyataan Rektorat UGM yang belum sepenuhnya menjawab pertanyaan publik.
"Apa yang dikatakan pihak rektorat, Jokowi merupakan alumni UGM, serta sudah melengkapi administrasi kegiatan selama kuliah sampai lulus, ini juga belum bisa maksimal. Ini yang sebenarnya ingin kita kejar, luruskan, duduk bersama, bahwa apa yang dinyatakan rektorat 15 April 2025 pasca pertemuan TPUA dan aktivis, di situ saya hadir, mengetahui bagaimana proses prosedural administrasi maupun negosiasi, jelas di situ cacat,” paparnya.
Heru juga mengungkap bahwa ia dan dua tokoh lainnya tidak diizinkan masuk dalam ruang klarifikasi tersebut.
“Roy Suryo, Dokter Tifa, dan saya sendiri, tidak bisa masuk ke ruangan," cetusnya.
Heru bilang, seluruh alumni mestinya membuka ruang diskusi yang jujur dan menyeluruh demi kepentingan publik dan UGM.
"Saya inginkan sebagai alumni, masih ada ruangan terbuka, akademik, sesama alumni, harus seyogyanya duduk bareng, memastikan apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat, kita jawab bareng secara tuntas dan komprehensif. Ini menjadi tujuan kita, proses perdamaian ijazah ini, betul-betul tuntas, menyejukkan, mengakhiri keseluruhan polemik ijazah Jokowi," tandasnya.
“Adapun dalam klarifikasi ijazah pak Jokowi nantinya menganut konsekuensi hukum, apakah pak Jokowi betul memiliki ijazah atau tidak betul. Ini kita serahkan ke ranah hukum, bukan ranah alumni karena sudah duduk bareng,” kuncinya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo akhirnya memberikan respons terhadap desakan Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya, Heru Subagia, yang mengharapkan dirinya angkat suara dalam polemik dugaan ijazah palsu milik Presiden Jokowi.
Heru sebelumnya menyatakan bahwa kontroversi terkait keaslian ijazah Jokowi berdampak buruk terhadap citra Universitas Gadjah Mada (UGM).
Namun, meskipun Ganjar merupakan alumnus Fakultas Hukum UGM dan pernah menjabat Ketua Umum Kagama selama dua periode, ia memilih untuk tidak menanggapi isu tersebut secara langsung.
Sebaliknya, Ganjar menyampaikan bahwa dirinya lebih memilih fokus pada isu-isu yang menurutnya lebih relevan bagi masyarakat saat ini.
“Saya lebih tertarik bicara soal mereka yang terkena PHK, lapangan kerja untuk mereka, bagaimana setiap orang bisa bertahan dalam ekonomi dunia yang sulit,” ujarnya, Jumat (25/4/2025).
Ganjar juga menambahkan, “Atau bicara kesehatan mental karean tekanan-tekanan yang mendera rakyat atau bicara solusi sampah, yuk.”
(Muhsin/fajar)