FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana menyebut, sebulan terakhir masyarakat diresahkan oleh peristiwa perang antar kelompok.
Hal ini diungkapkan Arya saat menggelar ekspose sejumlah kasus di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (26/4/2025).
"Perang antar kelompok ini sebenarnya dipicu masalah yang sudah lama. Perbedaan perbatasan, sosial, ketika Tallo dengan Bontoala, ada yang memprovokasi saat pergi takziah," ujar Arya kepada awak media.
Mengenai perang kelompok yang melibatkan warga Kampung Pattunuang dan Perumahan Aditarina KODAM Bitowa, Arya menegaskan bahwa pihaknya telah mengamankan enam pelaku.
"Kami sudah mengamankan sebanyak enam orang tersangka dengan barang bukti di situ yang terdekat adalah tiga belas panah busur dan dua katapel," ucapnya.
Dikatakan Arya, pihaknya sebenarnya mengamankan lebih dari enam, namun setelah didalami, beberapa di antaranya dipulangkan.
"Kami jadikan dari betul terkait, dengan tersangka itu ada tiga belas panah busur dan dua katapel," terangnya.
Mengenai detail pelaku yang diamankan, Arya menekankan bahwa pihaknya tidak ingin menyebut lebih rinci agar tidak terjadi pertikaian lanjutan.
"Yang diamankan tidak merinci, dari mana saja untuk meredam situasi. Intinya dari kedua pihak," imbuhnya.
Tambahnya, melalui personel yang dikerahkan di lokasi, ia telah mengingatkan salah satu pihak agar tidak membangun pos sebelum keluar putusan pengadilan.
"Kami sudah menyampaikan, terkait masalah lahan. Sebelum ada putusan pengadilan, jangan dulu mendirikan pos," jelasnya.
"Sejauh ini tindakan kami upaya preventif. Mencegah pertikaian," tambahnya.
Arya bilang, saat ini kondisi di Kampung Pattunuang dan Perumahan Aditarina KODAM Bitowa, Kecamatan Manggala, telah kondusif.
"Kondisinya sudah kondusif, sudah aman, kami tempatkan personel di sana," tandasnya.
Orang nomor satu di Mapolrestabes Makassar ini menegaskan, busur merupakan salah satu jenis senjata tajam (Sajam) yang bisa ditindaklanjuti dengan UU darurat.
Sebelumnya, Kapolsek Manggala Kompol Semuel To'longan mengungkap pemicu perang yang melibatkan pemuda dari Kampung Pattunuang dan Perumahan Aditarina KODAM Bitowa, Senin (21/4/2025).
Dikatakan Semuel, sebelum perang terjadi, terdapat warga dari kampung Pattunuang masuk ke Perumahan Aditarina KODAM Bitowa.
"Jadi penyebabnya adalah ada warga dari luar, dari arah Pattunuang itu masuk ke perumahan Aditarina untuk bangun pos-pos," ujar Semuel, Senin malam.
Samuel menuturkan bahwa pos yang dibangun itu semacam pos ronda. Diduga nantinya akan menjadi tempat nongkrong bagi mereka.
"Semacam pos ronda tapi belum jadi, kemudian ditegur oleh warga Aditarina," ucapnya.
Karena merasa tersinggung, kata Semuel, mereka yang hendak membangun pos merasa tersinggung mengejar dengan parang hingga busur.
"Warga Aditarina tidak terima, akhirnya warga semua keluar untuk menyerang," Semuel menuturkan.
Tambahnya, setelah terjadi aksi saling serang, terdapat pihak yang menggiring opini bahwa warga Perumahan Aditarina KODAM Bitowa yang melakukan penyerangan.
'Sehingga warga Pattunuang juga keluar dan terjadilah saling serang," tukasnya.
Kendati demikian, Semuel mengatakan bahwa kedua belah pihak telah disampaikan setelah melibatkan pemerintah setempat.
"Untuk yang kena busur kami belum identifikasi siapa, namun informasi dari ketua RW, dari Aditarina dua orang terkena busur, dari pihak Pattunuang satu orang," bebernya.
Selain tiga korban tersebut, Semuel juga mengungkapkan bahwa terdapat satu motor yang dibakar oleh salah satu kelompok.
"Satu motor dibakar tapi tidak hangus, setengah saja yang dibakar," tandasnya.
(Muhsin/fajar)