Tasyi Athasyia Tuai Pro Kontra Gara-Gara Review Makanan Non Halal

  • Bagikan
Tasyi Athasyia

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Food reviewer sekaligus influencer, Tasyi Athasyia, kembali menjadi sorotan warganet usai mengunggah video review tentang balut, makanan viral yang sedang ramai di TikTok.

Video tersebut sontak menimbulkan berbagai tanggapan, mengingat balut dikenal sebagai kuliner ekstrem yang tidak halal menurut pandangan agama Islam.

Balut sendiri adalah telur bebek atau ayam yang telah dierami hingga embrio di dalamnya berkembang, lalu dimasak dengan cara direbus atau dikukus dan dimakan langsung.

Makanan khas Filipina dan Vietnam ini kini mulai marak dijual di Indonesia, baik secara langsung di kaki lima maupun melalui toko online, dengan harga berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per butir.

Dalam videonya, Tasyi dengan jelas menyatakan bahwa dirinya tidak memakan balut karena status kehalalannya. Ia hanya menunjukkan bentuk fisik dan isi dari makanan tersebut kepada para pengikutnya.

"Review balut. Video ini untuk memberi informasi buat yang Muslim, takutnya mau ikutan tren, balut haram ya, jadi jangan makan ya," tulis Tasyi dalam keterangan unggahan videonya, dikutip Instagram @tasyiiathasyia Sabtu (26/4/2025).

Ia pun menyampaikan keterkejutannya saat membuka cangkang balut. Aroma menyengat dan tampilan visual yang dianggap ekstrem membuatnya merasa tidak nyaman.

"Jujur aku merinding, yang bisa makan ini bener-bener hebat sih karena bentuknya bener-bener ekstrem banget di mata aku. Komen siapa yang pernah makan balut," ungkapnya dalam video.

Tasyi juga membandingkan harga balut yang ia beli dengan harga ayam utuh. Menurutnya, satu butir balut seharga Rp84 ribu terbilang mahal jika dibandingkan dengan seekor ayam yang hanya Rp40 ribu.

Sebelumnya, Tasyi sempat mengunggah Instagram Story yang menunjukkan ketertarikannya terhadap balut, yang sempat menimbulkan kesalahpahaman di kalangan netizen. Banyak yang mengira ia akan memakannya.

Namun dalam klarifikasinya, Tasyi menegaskan bahwa niatnya hanyalah untuk memberikan informasi, bukan mengikuti tren semata.

Reaksi publik terhadap video tersebut pun beragam, netizen menganggap konten itu tidak pantas dibuat oleh seorang Muslim karena membahas makanan haram, namun disisi lain, banyak juga yang mendukung langkah Tasyi karena dianggap telah memberikan edukasi penting terkait makanan yang tidak halal.

"Kedepannya nih saran aja klo mau bikin konten itu dipertimbangkan baik apa ngga untuk seorang Muslim. Cocok apa nggaknya seorang Muslim bikin konten seperti itu, ya harus tahu sebab akibatnya lah”, kata netizen.

“Apakah setiap review makanan tidak pernah research terlebih dahulu?, atau strategi untuk naikin viewer?, kaya fatal aja gitu baru tahu pas hari H”, kata lainnya.
“Ngapain muncul lagi, udah tau haram malah di review, udah lagi tentranmnya dunia foodvlog malah muncul”, timpal lainnya.

"Ah iyaaaaa… Please banget bagus bikin konten giniiiiii… jadi biar pada tau kalau ini gak halal, dan gak pada fomo join trend mau cobain demi viewers," tambah lainnya.

Menanggapi polemik ini, Tasyi kembali menegaskan bahwa esensi dari konten tersebut memang bertujuan memberikan informasi agar umat Muslim lebih berhati-hati dalam mengikuti tren kuliner.

"Yes itu point dari video ini ngasih tau haram," ujarnya menutup perdebatan.
(Wahyuni/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan