Korea Utara Akui Kirim Tentara Bantu Rusia Perang Melawan Ukraina

  • Bagikan
File - Parade militer Tentara Rakyat Korea di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, pada 15 April 2017 yang memamerkan rudal. (Xinhua/Cheng Dayu)

FAJAR.CO.ID -- Korea Utara untuk pertama kalinya mengakui keterlibatan militernya dalam perang Rusia-Ukraina. Pyongyang menyatakan pengiriman pasukan itu didasarkan pada perjanjian kerja sama pertahanan bilateral dengan Moskow, demikian dilaporkan media nasional Korea Utara.

Menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA), Senin (28/4/2025), pasukan Korea Utara terlibat dalam operasi "membebaskan wilayah Kursk menurut instruksi" dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kim disebutkan telah memutuskan untuk mengizinkan keterlibatan militer negaranya di medan perang tersebut.

Pasukan Korea Utara, menurut KCNA, "membuat kontribusi penting dalam menghancurkan kuasa neo-Nazi Ukraina" dengan menunjukkan "heroisme massal, keberanian tak tertandingi, dan jiwa rela berkorban".

Laporan tersebut merujuk pada pernyataan Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea yang dirilis Ahad (27/4/2025), sehari setelah Rusia mengkonfirmasi untuk pertama kalinya adanya keterlibatan tentara Korea Utara dalam pertempuran di Ukraina.

Dalam sebuah telekonferensi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (26/4/2025), Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov melaporkan bahwa Moskow telah berhasil merebut kembali sebagian wilayah Kursk yang sebelumnya sempat dikuasai Ukraina dalam serangan ofensif pada Agustus tahun lalu.

Komisi militer Korea Utara menyebut berakhirnya operasi pembebasan Kursk sebagai bukti "tingginya tingkat strategis atas persahabatan militan yang kuat" antara Korea Utara dan Rusia, sekaligus mencerminkan "aliansi dan hubungan bersaudara" kedua negara.

Perjanjian Kerja Sama Strategis Komprehensif yang ditandatangani oleh Kim dan Putin pada Juni 2024 memuat klausul yang menyatakan komitmen untuk saling membantu apabila salah satu pihak diserang.

Pyongyang juga menilai keterlibatan militernya di Rusia "sepenuhnya sesuai dengan semua pasal dan semangat Piagam PBB serta hukum-hukum internasional lainnya".

KCNA melaporkan, Kim Jong Un menegaskan bahwa siapa pun yang "berjuang demi keadilan adalah pahlawan dan duta dari kehormatan tanah air". Ia juga mengumumkan rencana pembangunan monumen di Pyongyang untuk mengenang "heroisme dan keberanian" tentara Korea Utara di Rusia.

Selain itu, pemerintah Korea Utara dikabarkan akan mengambil langkah-langkah untuk "memberi keutamaan dalam penanganan dan perlakuan terhadap keluarga tentara pemberani yang ikut dalam perang tersebut".

Meski demikian, laporan KCNA tidak merinci jumlah tentara Korea Utara yang diterjunkan ke medan perang. Pyongyang juga diyakini menerima bantuan teknis dari Moskow untuk pengembangan alat utama sistem persenjataan sebagai imbalan atas dukungan militernya di Ukraina. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan