Soal Kejanggalan Video YouTube Wapres Gibran, Hanum Salsabiela: Views dan Likes Bisa Dibeli, Komentar Tidak

  • Bagikan
Video Gibran di Youtube

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dokter gigi sekaligus pegiat media sosial, drg. Hanum Salsabiela, turut mengomentari kejanggalan yang ditemukan pada video YouTube milik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Ia menilai ada ketidakwajaran terkait interaksi dalam video tersebut, terutama jika ditinjau dari sisi komentar.

"Menganalisis video YouTube Fufufafa menarik," ujar Hanum di X @hanumrais (28/4/2025).

Hanum menjelaskan, manipulasi jumlah tayangan (views) dan suka (likes) sangat mungkin dilakukan.

Dikatakan Hanum, membeli views atau likes dalam jumlah besar bukanlah hal sulit, apalagi bagi tokoh sekelas Gibran.

"Dia bisa merekayasa views dan likes, dengan beli mau ratusan juta juga gak masalah lah buat seorang Fufufafa," tukasnya.

Namun, Hanum menekankan bahwa komentar berbeda dengan views dan likes. Komentar organik, menurut dia, sulit dipalsukan karena biasanya bersifat beragam dan tidak seragam dari sisi redaksi.

"Kalau pun beli komentar, klien biasanya tidak dapat memberi komentar beragam," cetusnya.

Ia menambahkan, komentar yang terlihat natural biasanya mengandung negative vibes dengan redaksi yang bervariasi, sedangkan komentar palsu cenderung seragam dan berulang-ulang.

Hanum juga menyebut bahwa komentar palsu umumnya diproduksi menggunakan bot yang terbatas, dan akun-akun yang digunakan adalah akun baru atau akun ternakan kemarin sore.

"Jadi tampak mana komentar asli (negative vibes) yakni komentar beragam tidak redaksional tunggal, dan palsu (positive vibes)," tandasnya.

Sebelumnya, kritik juga datang dari akun X bernama King Purwa. Dalam unggahan terbarunya, ia menyoroti dugaan manipulasi pada kanal YouTube Gibran.

Ia mempermasalahkan ketidakwajaran antara jumlah like dan views yang terpampang di salah satu video Gibran.

"Bro Gibran Rakabuming, hidup loe penuh kepalsuan gini," tulis King Purwa dalam cuitannya, dikutip Minggu (27/4/2025).

Ia kemudian mempertegas sindirannya dengan membandingkan data aktivitas di YouTube Gibran.

"Bisa-bisanya like YouTube jauh lebih besar dari views," tandasnya.

King Purwa juga melampirkan tangkapan layar yang memperlihatkan video bertajuk "Hilirisasi dan Masa Depan Indonesia" yang diunggah Gibran di kanal YouTube miliknya.

Dalam gambar tersebut, terlihat bahwa video tersebut baru ditonton sebanyak 3.993 kali.

Namun anehnya, jumlah like yang tercatat justru mencapai 47 ribu, jauh melampaui jumlah penonton.

Kondisi ini memicu tanda tanya besar di kalangan warganet. Tidak sedikit yang mempertanyakan keaslian aktivitas pada kanal tersebut.

Secara logika, jumlah like pada sebuah video semestinya tidak melebihi jumlah views, karena views dihitung setiap kali video diputar, sementara like baru tercatat setelah pengguna secara aktif menekan tombol suka.

Warganet lain pun turut membanjiri kolom komentar, mempertanyakan apakah terjadi manipulasi data atau adanya penggunaan bot untuk meningkatkan performa kanal secara artifisial.

Sementara itu, hingga berita ini dipublikasikan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Gibran terkait kejanggalan tersebut.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan