FAJAR.CO.ID, BANTEN -- Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki langsung memberikan respons kepada Kepala Sekolah yang minta orang tua siswa ganti rugi kursi dan meja yang rusak.
Dengan turun langsung ke lapangan, Bupati Lebak menegur Kepala Sekolah SDN 2 Pasir Tangkil, Fifi Siti Rofikoh, setelah viral perempuan yang menggotong kursi dan meja ke sekolah.
Seorang perempuan yang merupakan orang tua murid di SDN 2 Pasir Tangil, dan anaknya, Afy Cristy Nauly (11) siswa kelas 4, dituduh telah merusak fasilitas sekolah.
Perempuan yang diketahui bernama Arta Grace Monica (35) itu, melakukan aksi tersebut sebagai bentuk tanggung jawab, terlebih Kepala Sekolah menginformasikan langsung ke grup WhatsApp, tentu banyak yang menjangkau.
Melansir dari cuplikan video yang diposting di media sosial X, akun @somexthread membagikan perbincangan antara Bupati Lebak Hasbi Asyidiki Jayabaya dan Kepala Sekolah, Fifi Siti Rofikoh terkait masalah ganti rugi tersebut.
Awalnya Hasbi memberikan peringatan bahwa bisa saja ia langsung mencopot status kepala sekolah Fifi, namun ia memberikan kesempatan dan melakukan mediasi terlebih dahulu.
Pasalnya, kasus ini sangat disayangkan selain viral dan menjadi konsumsi publik, juga dapat merusak hubungan antara sekolah dan orang tua yang seharusnya harmonis.
Saat menemui Kepala Sekolah, Hasbi langsung mempertanyakan apabila ia berada di posisi orang tua siswa.
"Saya Tanya ke ibu, gimana kalau anak ibu dibegitukan sama kepala sekolahnya?" tanya Hasbi kepada Fifi dikutip, Selasa (29/4/2025).
Dalam potong video yang beredar, Fifi mengelak telah meminta secara langsung kepada siswa dari orangtua yang bersangkutan.
Adapun jawabannya, ketika ia berada di posisi orangtua siswa, ia siap untuk menggantikan perlengkapan sekolah yang dirusak anaknya.
"Saya sebagai orang tua siap aja, kalau memang anak saya salah," jawab Fifi.
Mendengar pernyataan Fifi, Hasbi langsung meninggikan suaranya, dan menekankan bahwa tidak benar apabila orang tua siswa dibebankan terkait perlengkapan sekolah.
Terlebih sekolah sudah dianggarkan ragam inventaris, melalui Dana BOS, sehingga apabila terdapat keterlibatan orang sangatlah fatal.
"Bukan masalah anak ibu salah, secara anggaran itu enggak boleh membebani murid dan orang tua murid," ucap Hasbi dengan nada tinggi.
Dalam situasi itu, Fifi masih bersikeras dengan pendiriannya, bahwa dirinya merasa tidak memaksa orang tua murid untuk mengganti meja dan kursi.
"Kalau mau mengganti alhamdulillah, alhamdulillah. Enggak maksa-maksa. Kalau memang dia keberatan ngomonglah ke sekolah," kata Fifi.
Merasa geram dengan pernyataan itu, Hasbi langsung menunjukkan bukti percakapan Fifi melalui forum grup WhatsApp.
"Isi pesan yang ditulis fifi, saya prihatin dengan tempat duduk ini. Ini terbaik buat siswanya tapi merawatnya susah, ini di mana penyangga mejanya cuma ada sebelah. Entah harus bagaimana menasehatinya. Suruh mengganti enggak mau," kata Hasbi membacakan isi percakapan di grup WhatsApp.
Dengan nada tinggi, Hasbi kembali mempertanyakan alasan mengapa orangtua siswa harus disuruh menggantikan.
"Artinya kenapa ibu menyuruh, mereka mengganti, kenapa?," tanya Hasbi
Fifi menyebut bahwa hal itu dilakukan sebagai upaya pihak sekolah untuk memberikan efek jera, terhadap anak yang dinilai nakal karena telah merusak meja sekolah.
Setelah dilakukan mediasi, Bupati Lebak Hasbi mengganti uang Rp400 ribu yang digunakan orang tua siswa mengganti meja dan kursi yang rusak.
Dan sebagai bentuk perhatian agar peristiwa yang sama tidak terjadi, Hasbi memberikan kontak yang bisa dihubungi untuk melaporkan langsung ke pihak Bupati.
Hasbi juga memberikan dorongan agar Afy, anak dari orang tua yang ganti rugi untuk terus belajar dengan giat, dan tidak menjadikan peristiwa ini menurunkan semangat belajarnya. (Besse Arma/Fajar)