Dirinya menyampaikan bahwa usulan para purnawirawan tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata. Terlebih, dalam usulan tersebut terdapat nama mantan wakil presiden, Try Sutrisno, yang ikut menandatangani dan memberikan restu untuk mengganti Gibran.
"Itu harus ada kajian tadi saya bilang, karena ini usulan para purnawirawan yang sudah mengabdikan seluruh hidup mereka untuk bangsa ini. Mereka tidak mau lihat bangsa ini rusak ke depan," katanya.
Dia menjelaskan bahwa selama ini, hanya PDIP yang menyuarakan soal isu kecurangan Mahkamah Konstitusi (MK) yang kemudian melanggengkan Gibran menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo. Menurutnya, jika para purnawirawan tersebut berjalan bersama PDIP sejak awal, maka hasilnya akan lebih maksimal.
"Memang kita sudah agak terlambat, kemarin cuma PDIP sendiri yang bicara soal tabrak konstitusi, ya itu masalah, kalau kemarin sama-sama ngomong kan enak," kata Komarudin.
Selain karena isu konstitusi, menurutnya, para purnawirawan tersebut melihat kapasitas Gibran yang tak mampu memimpin Indonesia yang saat ini dihadapkan dengan pelbagai masalah global. Oleh karenanya, dia kembali berharap kepada Prabowo untuk mempertimbangkan dan mengkaji usulan purnawirawan tersebut secara serius.
"Jadi kalau mereka mengusulkan itu pasti mempertimbangkan kondisi bangsa saat ini dan ke depan geopolitiknya beban-beban tanggung jawab seorang wapres dalam menangani masalah-masalah Indonesia," kata dia.
Desakan datang bukan dari segelintir suara, tetapi dari gerakan besar yang disebut-sebut telah mengumpulkan lebih dari 300 purnawirawan TNI lintas matra, yang menuntut pemakzulan Gibran secara resmi oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). (bs-sam/fajar)